Kisah Si Kapten Pincang Ramlan Butar Butar, Perampokan Sekaligus Pembunuhan Berdarah Dingin

- 20 Desember 2020, 09:50 WIB
Pistol/Pixabay/Alexas_Fotos
Pistol/Pixabay/Alexas_Fotos /

GALAJABAR - Pada Desember tahun 2016 lalu masyarakat digegerkan dengan pemberitaan penyekapan di rumah mewah pengusaha properti.

Sebanyak 11 orang mengalami penyekapan di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia termasuk Dodi Triono sang pemilik rumah dan kedua putrinya.

Siapakah dalang dari semua perbuatan bejat itu? Inilah kisah dari pembunuhan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Ramlan Butar Butar adalah seorang pria yang bila berjalan pincang dan mempunyai penyakit ginjal.

Baca Juga: Parma vs Juventus: Si Nyonya Tua Bantai Tuan Rumah Empat Gol Tanpa Balas

Sehari-harinya Ramlan bekerja sebagai sopir angkot K11 jurusan terminal Bekasi - Bantar Gebang.

Aksi perampokan Kapten pincang dan komplotan Koreanya tercatat dari tahun 2001 s/d 2015, di daerah wilayah Jakarta, Bekasi, Depok, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Kapten pincang pun sudah beberapa kali keluar masuk penjara tapi tidak penah jera. Aksi terakhir Kapten pincang sebelum berakhir di rumah keluarga Dodi Triono, dia merampok di rumah warga Korea yng berada di daerah Depok.

Tetapi nasib mujur berada di tangan Kapten pincang, karena dia tidak tertangkap saat itu, maka sejak saat itu si kapten pincang menjadi buronan dan masuk dalam target DPO (Daftar Pencarian Orang) dari kepolisian.

Baca Juga: Barcelona vs Valencia, Meski Ditahan Imbang, Messi Samai Rekor Pele Soal Mencetak Gol

Dan polisi tidak tau bahwa Kapten pincang tinggal dengan tenang di Rawakalong-Bekasi.

Pada hari Senin tanggal 26 Desember 2016, Kapten pincang si pemimpin bersama komplotannya perampok ”Korea” yaitu : Alfin Sinaga, Erwin Situmorang, Ridwan Sitorus (Yus Pane) merencanakan untuk kembali merapok, dan seperti sebelumnya target komplotan ini adalah rumah mewah di Jakarta.

Dengan menggunakan mobil Ertiga yang di kendarai oleh Alfin Sinaga, mereka mengelilingi lokasi perumahan mewah di Pulo Mas-Jakarta Timur.

Mereka mengintai rumah-rumah mewah berpagar tinggi yang kira-kita bisa mereka masuki. Setelah berkeliling mengitari rumah-rumah mewah tersebut semua pagar tampak tertutup, tetapi ada satu rumah yang terlihat terbuka.

Baca Juga: Pekan Ke-13 Serie A Liga Italia, Milan Berjuang Kembali ke Jalur Kemenangan

Rumah itu adalah rumah milik Ir. Dodi Triono, seorang arsitek lulusan UI. Saat itu terbuka karena kebetulan seorang ART baru saja mengeluarkan kursi yang diserahkan pada sopir keluarga dan belum sempat menutupnya kembali.

Komplotan ini tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Ridwan Sitorus alias Yuspane sudah terlihat turun lebih dulu dari mobil dan memasuki pagar rumah.

Setelah itu turunlah Ramlan dari mobil dengan santai dan yang terlihat turun dari mobil paling dan terlihat juga Erwin Situmorang, dia terlihat menggunakan jaket kulit dan topi berwarna hitam.

Dialah yang paling terakhir turun dari mobil serta memasuki pagar rumah korban dia pula yang menutup pintu pagar.

Baca Juga: Innalillahi, Lima Pejabat Cianjur Terpapar Covid-19

Kejadian itu terekam oleh cctv pemilik rumah. Sedangkan Alfin Sinaga tetap berada di dalam mobil untuk bersiaga.

Di luar rumah terlihat sopir Dodi Triono, terlihat pula Yus Pane berbicara pada sang sopir untuk menutup pintu garasi, mungkin hal itu di lakukan agar aksi kejahatan tidak terlihat dari luar.

Setelah itu masuklah si Kapten pincang dan Erwin ke dalam garasi, kemudian Erwin mengeluarkan sebuah golok dan mengancam sang sopir untuk masuk ke dalam rumah.

Ramlan alias Kapten pincang juga terlihat mengeluarkan sebuah senjata api.

Masih terekam dalam CCTV terlihat Gema dan Amel di ruangan tengah, Gema adalah putri Dodi Triono dan Ael adalah teman Gema yang sedang menginap di rumah Dodi.

Baca Juga: Tim Tempur Denjaka Lumpuhkan Teroris di Pelabuhan Cirebon, Ada Apa?

Yus Pane mengejar ART Dodi yang saat itu juga berada di ruangan tengah, mereka semua di kumpulkan di ruangan itu termasuk Sugianto sopir keluarga Dodi yang tadi di giring dari garasi.

Tak lama kemudian muncullah 2 baby sitter Fitri dan Windy yang masuk ke dalam ruangan tengah, nasib mereka sama semua di kumpulkan di ruangan itu.

Kemudian keenam orang tersebut digiring ke dalam kamar mandi di ruangan bawah, kamar mandi itu berukuran sempit hanya 1,5 X 1,5 meter.

Setelah itu terlihat Yus pane menggiring Santi sang ART ke lantai 2 dengan todongan pistol, mereka menuju kamar Zaneta putri Dodi Priono ketiganya terlihat keluar dari kamar dan di ujung lorong kamar Zaneta terlihat si Kapten pincang.

Baca Juga: Ini Lima Merek Mobil yang Raih Penjualan Tertinggi Selama Tahun 2020, Toyota Tertinggi

Mereka juga membawa Zaneta dan Santi kembali ke kamar mandi di lantai bawah. Setelah itu Yus Pani kembali ke lantai 2 untuk memeriksa apakah masih ada orang di lantai tersebut.

Ternyata masih ada 1 orang putri Dodi Priono di lantai itu, dia adalah Diona. Diona pun sama dengan penghuni lainnya, dia dipaksa dan di tarik untuk memasuki kamar mandi yang sempit itu.

Karena Diona melawan maka Yus pane pun menjambak, memukuli, dan menodongkan pistol kepadanya.

Tugas Yus Pane belum berakhir, dia kembali membawa Gema ke lantai atas untuk menunjukkan dimana kamar ayahnya, setelah menunjukkan dimana letak kamar ayahnya, Gema kembali lagi dibawa ke lantai bawah.

Baca Juga: Pemilik dan Tiga Pegawai Toko Penyamakan Kulit Ditemukan Tewas

Sementara itu di luar terlihat Tarso, sopir Dodi Priono datang dengan sebuah sepeda motor. Tak lama kemudia Alfin Sinaga memanggil Tarso, dan diapun digiring ke dalam kamar mandi di lantai bawah.

Tidak lama kemudian terlihat Dodi Priono datang dengan mengendarai mobil Honda Jazz.

Padahal sebenarnya perampok pada saat itu sudah bersiap meninggalkan kediaman Dodi dengan membawa barang-barang hasil rampokan.

Tetapi melihat ada yang datang, dengan begitu tenangnya Ramlan si kapten pincang membuka pintu pagar untuk mobil yang akan masuk.

Kapten pincang dan Erwin segera menodongkan senjata api dan golok  kepada Dodi Priono sesaat setelah dia keluar dari mobil lalu menggiringnya ke tempat yang sama dengan korban lain yang berhasil di sekap oleh mereka.

Baca Juga: Sedang Jalani Perawatan, Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Rumah Sakit

Dodi sama sekali tidak melawan, mereka mengambil dompet dan uang Dodi. Kamar mandi sempit itu di kunci dari luar dan di matikan lampunya.

Bersambung... (Penulis: Emma Rachmawati)**

Editor: Brilliant Awal

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x