Di Ibun Kabupaten Bandung Banyak Orangtua Siswa Berharap Digelar PTM

- 4 Januari 2021, 19:15 WIB
Pengawas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ibun Eni Sukaeni  (kanan) saat memperlihatkan masker dan alat pengukur suhu tubuh yang siap didistribusikan ke Sekolah Dasar di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Senin 4 Januari 2020.
Pengawas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ibun Eni Sukaeni (kanan) saat memperlihatkan masker dan alat pengukur suhu tubuh yang siap didistribusikan ke Sekolah Dasar di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung, Senin 4 Januari 2020. /Engkos Kosasih/Galajabar/
GALAJABAR - Banyak orangtua siswa di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung yang mengharapkan pembelajaran tatap muka (PTM) segera dimulai.
 
Pengawas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ibun,  Eni Sukaeni  menuturkan, di Ibun 
terdapat  48 SD yang umumnya sudah siap melaksanakan sekolah tatap muka.
 
"Apalagi sebelumnya, sebagian besar SD di Kecamatan Ibun sudah melaksanakan uji coba tatap muka pada beberapa bulan lalu. Alhamdulillah aman dan tidak ada masalah," kata Eni kepada  galajabar di lingkungan lembaga pendidikan Korwil TK SD Dinas Pendidikan Kecamatan Ibun  di Desa Cibeet Kecamatan Ibun, Senin  4 Januari 2021.
 
 
Namun dalam pelaksanaan belajar tatap muka itu, imbuh Eni, pihak pengawas menyerahkan kesiapan belajar tatap muka itu kepada pihak sekolah, komite sekolah dan harus ada izin dari orangtua siswa. 
 
"Jadi keputusannya ada di pihak sekolah," tandasnya. 
 
Ia pun melihat sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Ibun, khususnya lSD sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka jika pemerintah mengambil keputusan melaksanakan sekolah tatap muka pada 11 Januari 2021 mendatang. 
 
 
"Namun dalam teknis pembelajaran tatap mukanya, diatur sesuai dengan protokol kesehatan. Misalnya, jumlah siswa 40 orang per kelas dan pembelajarannya bisa dibagi dua rombongan belajar. Yaitu 20 siswa misalnya belajar hari Senin dan 20 siswa lagi masuk ruang kelas hari Selasa," papar Eni. 
 
Ia mengatakan, untuk persiapan belajar tatap muka, pihak sekolah untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, di antaranya mempersiapkan tempat cuci tangan pakai sabun pada setiap ruang kelas.
 
Selain itu, anak sebelum masuk ruang kelas diperiksa suhu tubuh dan jika ada siswa suhu tubuhnya di atas 37 derajat disuruh pulang lagi. Termasuk pihak sekolah menyiapkan hand sanitizer. 
 
 
"Saat berada di dalam ruang kelas antara siswa dan guru pun bisa jaga jarak karena kapasitas ruangan hanya terisi 50 persen. Di dalam kelas pun, anak selalu pakai masker dan tidak boleh lepas masker. Bahkan masker sudah disiapkan pihak sekolah, termasuk alat pengukur suhu tubuh pun sudah disiapkan," katanya.***
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x