GALAJABAR - Jalan Raya Cicalengka-Parakanmuncang yang menghubungkan Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka dengan Desa Nanjungmekar, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung terputus akibat meluapnya Sungai Citarik.
Meluapnya Sungai Citarik terjadi Selasa 12 Januari 2021 sekitar pukul 16.00 WIB.
Bus angkutan karyawan yang melaju dari arah Parakanumcang tujuan Cicalengka pun terjebak dalam genangan air setinggi satu meter tersebut.
Bus terjebak genangan banjir setinggi 1 meter karena mengalami mati mesin. Setelah soopirnya nekat dan memaksakan diri menerobos genangan banjir.
SPBU yang dekat dengan aliran Sungai Citarik pun berhenti operasional karena terendam banjir.
Sejumlah warga yang ada di lokasi banjir Jalan Raya Cicalengka-Parakanmuncang menyebutkan, terputusnya jalan raya tersebut akibat meluapnya Sungai Citarik setelah turun hujan deras di kawasan hulu sungai tersebut sejak pukul 14.00 WIB.
Sejumlah petugas kepolisian pun berusaha menutup ruas jalan tersebut di kawasan Parakanumcang, supaya tidak ada kendaraan yang melaju ke arah genangan air tersebut.
Banjir di jalan tersebut sudah langganan setiap musim hujan karena kondisi aliran sungai yang dangkal dan sempit, sehingga air mudah meluap dan menggenangi ruas jalan.
Bahkan sejumlah rumah di kawasan Desa Nanjungmekar Kecamatan Rancaekek pun terendam banjir. Termasuk sekolah yang tak luput dari genangan banjir.
"Bahkan saya melihat langsung derasnya aliran Sungai Citarik melalui tayangan video yang di update di kawasan Curug Cinulung Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka yang merupakan hulu aliran Sungai Citarik," kata Budi kepada "GM" di lokasi genangan banjir di Jalan Raya Cicalengka-Parakanmuncang, Selasa petang.
Baca Juga: Tampol Anak Buah Megawati, dr Tirta: Usul Pertama Pejabat Divaksin, Sekarang Pertama Ga Mau Divaksin
Melihat kawasan Desa Nanjungmekar dan Jalan Raya Cicalengka terendam banjir, aparatur Desa Haurpugur yang berada di aliran Sungai Citarik pun siaga.
"Melihat genangan banjir di Jalan Raya Cicalengka dan Desa Nanjungmekar, kami langsung siaga karena khawatir daerah kami juga terendam banjir dari luapan Sungai Citarik," kata Kepala Desa Haurpugur Saepul Azhari kepada galajabar di dekat bantaran Sungai Citarik.
Saepul Azhari bersama sejumlah warga siaga dan antisipasi luapan air Sungai Citarik, yang sebelumnya rawan banjir di Desa Haurpugur tersebut.
"Untuk mengurangi ancaman banjir itu, salah satu solusinya harus ada normalisasi Sungai Citarik yang melintasi Desa Haurpugur, Desa Nanjungmekar, Desa Panenjoan dan Desa Bojongsalam. Selama belum ada penanganan normalisasi, daerah di empat desa itu rawan banjir," katanya.***