Konsumen Menyambut Gembira, Tahu dan Tempe Kembali Ramaikan Pasar Cimahi

- 31 Mei 2021, 18:16 WIB
Setelah tiga hari mogok berjualan, para pedagang tahu dan tempe di Pasar Atas Baru Kota Cimahi kembali berjualan.
Setelah tiga hari mogok berjualan, para pedagang tahu dan tempe di Pasar Atas Baru Kota Cimahi kembali berjualan. /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/

GALAJABAR - Setelah tiga hari mogok berjualan, para pedagang tahu dan tempe di Kota Cimahi kembali berjualan.

Mogok dilakukan karena tingginya harga bahan baku kedelai. Sebagai dampak mahalnya harga kedelai, harga tahu dan tempe pun ikut naik.

Berdasarkan pantauan  di Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Senin 31 Mei 2021, pedagang tahu dan tempe sudah kembali menjajakan barang dagangannya di kios dan lapak masing-masing. Kembalinya para pedagang tahu dan tempe ini disambut gembira konsumen.

Baca Juga: KONTROVERSIAL! Kim Jong-un Perintahkan Pasukan Korea Utara Bunuh Kucing dan Merpati

Bahkan beberapa kios tampak lengang karena tahu dan tempe laris dibeli konsumen yang rindu dengan makanan kaya protein tersebut.

"Iya hari ini mulai jualan lagi, kemarin libur 3 hari," ujar Ani Siti Aminah (26), seoarang pedagang tahu tempe di Pasar Atas Baru Kota Cimahi.

Pasca mogok jualan, kata Ani, harga tahu dan tempe ada yang mengalami kenaikan sebagai imbas tinggnya harga kedelai yang sudah menembus angka Rp 15.000 per kilogram. Ada pula yang harganya bertahan, namun ukuran tahu dan tempe mengecil.

Baca Juga: Populasi Merosot Tajam, China Perbolehkan Pasutri Miliki Tiga Anak Tanpa Denda

"Ada yang naik Rp 500 per bungkus, dari asalnya Rp 4.500 per bungkus jadi Rp 5.000 per bungkus, ada juga yang harganya tetap tapi ukurannya jadi kecil," ungkapnya.

Diakui Ani, tahu dan tempe yang dijualnya laris manis pasca libur jualan selama tiga hari. "Iya tadi pagi langsung habis, nanti ada kiriman lagi jam 11. Biasanya jam 12 baru mau habis, mungkin karena banyak yang membutuhkan terutama pedagang, jadi mereka antusias,"  bebernya.

Ani mengungkapkan, tahu yang dijualnya berasal dari Cibuntu dan Lembang, sementara tempe dibelinya dari pengrajin di daerah Tagog, Kota cimahi. Ani menjelaskan kenaikan harga tahu dan tempe bukan terjadi sekali ini saja. Melainkan sudah tiga kali terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Kabar Terbaru Program Petani Milenial Jabar, Benny Bachtiar: Berjalan Baik, Kami Tak Mau Mereka Gagal

Agus Sobur (25), pedagang tahu dan tempe lainnya mengatakan, sejumlah  pedagang memutuskan tidak berjualan selama tiga hari kemarin karena harga kedelai tinggi.
"Harganya terus naik, sekarang sudah tembus Rp 15.000 per kilogram. Jadi kami pilih mogok jualan dulu sebagai aksi solidaritas,” katanya.

Selama tiga hari tidak jualan, Agus mengaku kehilangan omset yang lumayan. "Ya lumayanlah ga ada pendapatan selama tiga hari. Harapannya harga bisa stabil, dan ukuran juga ngga berubah. Karena kan yang belanja maunya harga tetap, ukuran tetap," katanya.

Hanisah, seorang warga berharap tidak ada lagi aksi demo, dan tidak ada lagi kenaikan harga tahu dan tempe.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Diundur, BKN Akui Ada Formasi yang Harus Direvisi

"Mudah-mudahan cepat stabil. Jangan ada demo-demo, kasian konsumen terutama yang jualan. Kalau bagi saya naik Rp 1.000 sih wajar ya, asal jangan Rp 50.000 naiknya. Mendingan beli daging aja kalau naiknya segitu mah," ujar warga Jalan Kolonel Masturi ini.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah