Begitu Turun Hujan, Pabrik Pencelupan Cepat-cepat Buang Limbah Cair ke Sungai Cikeruh

- 19 Agustus 2021, 18:17 WIB
Seorang warga sedang merekam pembuangan limbah cair yang mengalir di Sungai Cikeruh dengan menggunakan handphone miliknya  di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Kamis (19/8/2021).
Seorang warga sedang merekam pembuangan limbah cair yang mengalir di Sungai Cikeruh dengan menggunakan handphone miliknya di Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Kamis (19/8/2021). /Engkos Kosasih/Galajabar/
GALAJABAR - Baru sekitar 30 menit turun hujan, diduga dua  pabrik pencelupan di Kecamatan Jatinangor,  Kabupaten Sumedang, membuang limbah cair ke selokan yang bermuara ke Sungai Cikeruh,  Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis  18 Agustus 2021.
 
Limbah cair berwarna hitam pekat dan tercium aroma bau menyengat itu menjadi perhatian warga sekitar di Kecamatan Rancaekek.
 
Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi Partai Demokrat  Yayat Sudayat didampingi tokoh masyarakat Kecamatan Rancaekek Cecep, yang mendapatkan informasi dari warga sekitar ada pabrik pencelupan yang buang limbah cair ke Sungai Cikeruh langsung turun ke lapangan.
 
 
Yayat Sudayat menyayangkan tindakan   pabrik pencelupan yang membuang limbah cair ke Sungai Cikeruh. Bahkan ia melihat langsung aliran limbah cair yang mengalir di selokan dan bermuara ke Sungai Cikeruh. 
 
"Saya dapat laporan dari warga ada pabrik yang buang limbah cair ke Sungai Cikeruh," ucapnya.
 
Berdasarkan informasi dari warga, kata Yayat, pabrik yang ada di Sumedang tersebut sering membuang limbah cair ke Sungai Cikeruh yang mengalir di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.
 
 
"Di sisi lain kita di Kabupaten Bandung sedang bersih-bersih sungai, tapi pabrik yang ada di Sumedang malah membuang limbah cair ke Sungai Cikeruh," cetusnya. 
 
Yayat berharap kepada aparat penegak hukum harus segera menindaklanjuti pembuangan limbah cair itu karena merugikan masyarakat.
 
"Begitu turun hujan, pabrik itu sepertinya langsung membuang limbah cair," katanya.
 
Ia berharap kepada Pemerintah Provinsi Jabar untuk turun ke lapangan karena persoalan limbah cair itu menyangkut dua wilayah, yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang.
 
 
"Saya minta provinsi turun ke lapangan karena masyarakat sangat dirugikan," katanya. 
 
Sungai yang tercemar limbah juga disaksikan Kepala Desa Bojongloa Kecamatan Rancaekek H. Ayeng beserta sejumlah warga melihat langsung aliran limbah cair di selokan yang bermuara ke Sungai Cikeruh.
 
Jajaran TNI dari Satgas Citarum Harum yang mendapatkan kabar ada pembuangan limbah cair tersebut langsung turun tangan dan mengecek langsung ke Sungai Cikeruh untuk mengetahui asal muasal  limbah cair tersebut.
 
 
"Ini air limbah bercampur dengan air hujan yang mengalir di Sungai Cikeruh. Air limbah ini berasal dari pabrik di wilayah Jatinangor yang dibuang ke Sungai Cikeruh," kata Ujang (60) 
warga Kampung Bojong Jati Desa Bojongloa
kepada wartawan di bantaran Sungai Cikeruh. 
 
Ujang mengatakan, setiap turun hujan deras  dimanfaatkan perusahaan pabrik pencelupan untuk membuang limbah cair. 
 
"Tak tahu pabrik mana yang membuang limbah cair ini. Tapi ini diperkirakan pabrik yang membuang limbah cair yang ada di kawasan Jatinangor Sumedang," katanya. 
 
 
"Tiap turun hujan, selalu ada saja  pabrik yang membuang limbah cair. Warga yang rumahnya berada di dekat aliran sungai merasakan langsung bau limbah tersebut," tambahnya.
 
Ujang yang terdampak langsung, berharap ada kesadaran dari pihak perusahaan untuk tidak membuang limbah cair ke Sungai Cikeruh sebelum melewati proses pengolahan. 
 
"Kalau bisa limbah cair sebelum dibuang ke Sungai Cikeruh dinetralkan dulu. Soalnya, dampak dari pembuangan limbah cair itu, warga Rancaekek mengeluhkan bau limbah cair," ungkapnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah