Keren, Pasar Atas Baru Kota Cimahi Dijadikan Materi Perkuliahan Mahasiswa Singapura

- 2 September 2021, 18:52 WIB
Pasar Atas Baru Kota Cimahi dijadikan materi perkuliahan oleh mahasiswa Singapura, yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting di Zona 1 Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Kamis (2/9/2021).
Pasar Atas Baru Kota Cimahi dijadikan materi perkuliahan oleh mahasiswa Singapura, yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting di Zona 1 Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Kamis (2/9/2021). /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Pasar Atas Baru (PAB) Kota Cimahi dijadikan materi perkuliahan oleh mahasiswa Singapura, sebagai pasar tradisional percontohan yang menerapkan protokol kesehatan secara konsisten. Kegiatan berlangsung virtual melalui aplikasi zoom meeting di Zona 1 Pasar Atas Baru Jalan Kolonel Masturi, Kamis  2 September 2021.
 
Sebagai pemateri, Lik Gayantini Ari selaku Business Mentor dari SBM-ITB (Sekolah Bisnis dan Manajemen - Institut Teknologi Bandung), didampingi Kepala Dinas Perdagangan UMKM Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Dadan Darmawan.
 
"Mereka dari National University of Singapore. Jadi mereka mahasiswa arsitek ingin mengetahui bagaimana revitalisasi pasar di Jawa Barat.  Mereka kan tahunya membangun dengan konsep arsitek di pasar-pasar. Ada salah satu peneliti di Singapura pernah ke Pasar Kiaracondong Kota Bandung, dia akses masuknya itu bagaimana bisa diterima pedagang. Sementara pedagang dengar revitalisasi saja sudah deg-degan nanti harus relokasi, kembali lagi ngga ada pembeli," ungkap Lik.
 
 
Menurutnya, pasar-pasar tradisional di Jawa Barat kerap dipromosikan oleh Duta Pasar Rakyat Jawa Barat yakni Atalia Praratya Kamil yang merupakan istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
 
"Jumlah pasar di Jawa Barat itu ada 1.315 pasar. Selama ini pengembangan pasar bekerjasama dengan pemerintah, komunitas-komunitas, pedagang, dan pengelola pasar. Jadi di Jawa Barat itu ada program tahun 2019, namanya Pasar Rakyat Juara Jawa Barat. Jadi dari 27 kota/kabupaten itu mengasilkan pasar-pasar yang terbaik di kota/kabupaten-nya, kemudian di kompetisikan dalam Festival Pasar Rakyat Juara Jawa Barat. Itu tahun 2019," bebernya.
 
"Kemudian ada 20 pasar tradisional di Jawa Barat yang kemudian di revitalisasi. Namun karena pandemi Covid-19, jadi baru 4 kalau ngga salah yang terbangun. Syaratnya pasar itu harus berstandar nasional. Pasar Atas ini menjadi salah satunya yang masuk nominasi atau pasar yang sudah memiliki sertifikat lolos sertifikaf standar nasional. Di Jawa Barat  ada 3 pasar yang sudah memiliki sertifikat standar nasional Indonesia," terang Lik.
 
 
Saat ini, kata Lik, geliat ekonomi di Pasar tradisional Jawa Barat mulai tumbuh. Hal itu membuat orang Singapura ingin mengetahui  bagaimana bisa bersama-sama membangun lali terkena dampak pandemi Covid-19, dan kemudian menggeliat lagi. 
 
"Bagaimana konsepnya agar pasar-pasar bisa semangat kembali membangun pasarnya. Jadi saya sebenarnya bisnis mentor di SBM ITB, kemudian saya peneili di Fisip Unpad. Dari beberapa kegiatan saya, ternyata kolaborasi antara akadamisi, pemerintah, kemudian pentahelix itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan apapun juga yang ada di Jawa Barat khususnya," terangnya.
 
Lebih jauh dikatakan Lik, selama ini Pasar Rakyat  Juara Jabar ini punya program untuk edukasi dan sosialisasi. "Duta Pasar Rakyat, Bu Atalia itu yang memotivasi ke pasar-pasar. Beliau juga pernah kesini, bagaimana kita mendatangkan pembeli kembali. Jadi ada event-event yang kita suport, baik melalui media sendiri maupun melalui online, sosialisasi dan sebagainya," ucapnya.
 
 
Diakui Lik jika pihaknya juga pernah menggelar bimbingan teknis untuk pengelola pasar, pedagang, kemudian dari pemerintahnya.
 
"Jadi ketiga sektor ini kita gabungkan untuk sama-sama membangun. Jadi sebetulnya pedagang-pedagang ini sudah mendapatkan edukasi bagimana berwirausaha, bagaimana saat pandemi maupun sebelumnya. Dan beberapa pasar sudah mulai mengikutsertakan pedagang bagaiaman terus memajukan usahanya sendiri," terangnya.
 
Diakui Lik, Saat pertama kali pandemi Covid-9 muncul, ia bersama pihak terkait berupa bagaimana agat pasar tradisional bisa bertahan.
 
 
"Kami bersama-sama bagaimana pasar-pasar ini bisa bangkit kembali, karena kami sudah punya komunitas baik pedagangnya, pengelola, maupun dinas yang membidangi pasar. Jadi begitu pandemi merebak itu, semua bergerak. Pedagang bukan hanya yang dipasar, pedagang yang di luar juga susah, makanya  kolaborasi ini yang membuat pasar-pasar bisa buka. Waktu itu kan hanya pasar yang boleh buka, karena kan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Ada juga pasar yang mengontak pelanggan-pelanggannya untuk belanja online. Waktu itu ada 117 pasar yang sudah melakukan belanja online, yang terdata ya. Secara pribadi juga pasti banyak," terangnya.
 
Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Dadan Darmawan mengatakan, adanya perkuliahan dengan materi soal pasar tradisonal serta lokasi perkuliahannya di Pasar Atas Baru, diharapkan bisa mempromosikan pasar tersebut.
 
 
"Dalam materi tadi juga kan  disampaikan bagaimana perubahan perilaku di pasar tradisional di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini. Secara tidak langsung memilih Pasar Atas, jadi terpromosikan . Saya sih senang aja, jadi masyarakat juga jadi tahu  prokesnya bagaimana di Pasar Atas itu. Kemudian pedagang juga merasa aman dan nyaman kepada pengunjung pasar khususnya," bebernya.***
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah