dr. Rr. Desire: Tuberculosis Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia

- 12 November 2021, 20:24 WIB
Tim Pengmas Fakultas Kedokteran Unjani  menggelar kegiatan pengabdian masyarakat  berupa pelatihan  dengan bertema "Upaya Pengendalian Penularan TB Paru di Tempat Kerja", berlangsung di Gedung Cimahi Technopark, Jumat (12/11/2021).
Tim Pengmas Fakultas Kedokteran Unjani menggelar kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan dengan bertema "Upaya Pengendalian Penularan TB Paru di Tempat Kerja", berlangsung di Gedung Cimahi Technopark, Jumat (12/11/2021). /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/

GALAJABAR - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) yang didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unjani, bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi menggelar kegiatan pengabdian masyarakat  berupa pelatihan dengan bertema "Upaya Pengendalian Penularan TB Paru di Tempat Kerja", berlangsung di Gedung Cimahi Technopark, Jumat  12 November 2021.

Ketua Pelaksana Kegiatan Pengmas, dr. Rr. Desire MN,MKK, SpOk mengatakan, penyakit Tuberculosis (TB) paru  masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun internasional, sehingga menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan berkelanjutan.

Pasalnya, TB paru  bukan hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi memberi dampak juga pada masalah sosial, ekonomi dan ketenagakerjaan.

Baca Juga: Sikap AHHA PS Pati Usai Dihukum Kalah WO dan Pengurangan 3 Poin: Kami Merasa Sangat Dirugikan dengan Hukuman i

"TB paru  adalah penyakit menular yang dapat sembuh bila diobati dengan baik dan tuntas. Penularan dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini penyakit TB, paru dan melaksankan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)," terangnya.

Untuk itu pihaknya melaksanakan pelatihan ini dengan maksud untuk membangun kesadaran pelaku usaha  untuk ikut serta dalam penanggulangan penyakit TB paru.

"Pengetahuan yang baik tentang upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) akan membantu deteksi dini penyakit yang dapat menular di tempat kerja , penyakit tidak menular pada pekerja, dan  Penyakit Akibat Kerja  (PAK). Sehingga membantu tatalaksana pengobatan dan pencegahan penyakit yang ujungnya akan mengurangi angka kesakitan," terang Desire.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Trending Topik Usai Sindir Puan Maharani, Antara Dihujat dan Diapresiasi Netizen

Kegiatan pelatihan dilakukan secara luring dan  diikuti oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menegah, serta pelaku industri binaan Disdagkoperin Kota Cimahi. Kegiatan pelatihan didokimentasikan dalam bentuk video yang diupload melalui akun Youtube FK Unjani official  dengan link akun https://youtu.be/Qq-VrAIeZAQ.

"Diharapkan video ini dapat juga menjadi tambahan wawasan, dan pengetahuan bagi pelaku usaha yang belum berkesempatan hadir, dan juga bagi masyarakat awam dan pekerja. Sehingga kesadaran untuk melaksanakan upaya K3 dapat terus ditingkatkan," ujar Desire.

Salah seorang narasumber dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, dr. Romi Abdurakhman menjelaskan, gejala dan tanda penyakit TB paru, tatalaksana dan pentingnya kepatuhan minum obat untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan resistensi obat.

Baca Juga: Kesalahan dalam Minum Air Menurut Dr. Zaidul Akbar, Nomor 3 dan 4 Sering Dilakukan

Narasumber lain, Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Pengendalian dan Pembangunan Industri pada Disdagkoperin Kota Cimahi, Syandi N. Muharam SH menjelaskan, pelatihan ini juga memberikan wawasan kepada pemilik usaha untuk dapat berperan dalam upaya kesehatan pekerja. "Karena pekerja adalah aset dari usaha yang dijalankan," katanya.

Syandi juga menegaskan upaya pemeliharaan kesehatan dan keselamatan pekerja tertuang dalam  Undang-undang (UU) nomor 1 Tahun 1970 dan UU nomor 13 Tahun 2003, yang juga menagatur  hak dan kewajiban pemilik usaha serta hak dan kewajiban pekerja.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah