Network
GALAJABAR - Kasak kusuk pergantian Sekda Kabupaten Bandung Barat (KBB) Asep Sodikin bukan kabar baru karena sejak awal Hengki Kurniawan menjabat sebagai Pelaksana tugas (Plt.) Bupati Bandung Barat isu itu sudah berembus, kemudian hilang dan muncul lagi.
Namun kabarnya kali ini isu pergantian Sekda Asep Sodikin bukan hanya sekadar isapan jempol belaka, melainkan prosesnya sudah ditempuh sejak awal tahun 2022 diawali dengan evaluasi kinerja.
"Awal Hengki Kurniawan menjabat Plt. Bupati Bandung Barat sempat muncul isu panas tentang pergantian Sekda. Kemudian perlahan-lahan mulai hilang, sampai akhirnya sekarang muncul lagi. Kabarnya, sekarang bukan lagi isapan jempol, tapi sedang berproses," kata Direktur Eksekutif Sundanesia Digdaya Institute (SDI), Moch Galuh Fauzi, M.KP., Senin 14 Maret 2022.
Menurutnya, alasan utama pergantian Sekda itu seharusnya didasarkan kepada ukuran kinerja bukan selera politik semata.
Namun bila betul upaya mengganti sekda melalui evaluasi kinerja dilakukan oleh Plt. Bupati, ini jelas menunjukan Hengki ingin menjaga asanya di 2024 melalui Sekda, tidak ada jalan lain.
"Hal ini juga bisa dimaknai bahwa jelas Plt. Bupati panik dan sadar betul, ia minim pasukan loyalis di kalangan birokrat. Posisi tawarnya yang terus menerus menipis mana kala tetap menyandang status sebagai pelaksana tugas dengan segala kewenangan yang terbatas," tuturnya.
Baca Juga: Alhamdullilah! Mensos Risma Pastikan Bansos Ekstra Cair Sebelum Ramadhan 2022
Ia berpandangan, jika Sekda diganti, sedangkan Plt. Bupati selesai di September 2023 kemudian Pilkada mendatang Plt. Bupati kalah atau bahkan tidak mencalonkan diri tentu akan menimbulkan kerumitan lagi karena sangat mungkin kembali ada proses pergantian Sekda.
"Alhasil semangat reformasi birokrasi dan merit sistem yang sudah dibangun dan mendapatkan kategori baik 2 kali berturut-turut dari KASN menjadi bias," ujarnya.
