Network
GALAJABAR - Masyarakat terdampak Covid -19 yang ikut program padat karya pertanian sudah mulai menggarap lahan seluas 6 hektare dari total 10 hektare. Lahan yang digarap milik Pemkab Bandung Barat berada di sekitar kompleks perkantoran.
"Baru 6 hektare yang digarap petani. Setelah tanahnya diolah akan ditanami kacang edamame dan berbagai jenis sayuran," kata Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat meninjau lokasi garapan, Ngamprah, Jumat 9 Oktober 2020
Sebanyak 120 orang petani dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terlibat dalam program hasil kerja sama Pemkab Bandung Barat dengan Kementerian Ketenagakerjaan tersebut .
Baca Juga: Presiden: PP dan Perpres Turunan UU Cipta Kerja Rampung 3 Bulan
Bupati memandang, lingkungan. sekitar lahan memiliki pemandangan yang indah. Sehingga memiliki nilai jual jika dikembangkan sebagai tempat wisata.
"Tentunya lahan garapan dibuat semenarik mungkin. Supaya orang luar atau wisatawan tertarik untuk menikmati panorama lahan pertanian. Jadi akan kita integrasikan konsep pertanian dengan pariwisata ," ujarnya.
Jadi lahan produktif
Lebih jauh bupati mengatakan, tujuan jangka pendek pemanfaatan lahan milik Pemkab Bandung Barat membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Sedangkan untuk jangka panjang dijadikan daya tarik wisata.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Korea Selatan Sudah Dihadapkan Demam Babi
"Selama lahan yang sudah dimiliki pemerintah daerah belum digunakan, lebih baik dijadikan lahan produktif. Bisa untuk pertanian juga daya tarik wisata,"tandasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat Iing Solihin menambahkan, ada 120 orang korban PHK pada masa pandemi Covid-19 yang ikut program padat karya pertanian Mereka akan menggarap lahan seluas 10 hektare milik Pemkab Bandung Barat di Kampung Cinangsi, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah.
