Buaya Semakin Sering Masuk Perkampungan, BKSDA Ingatkan Warga Kotawaringin Timur agar Lebih Waspada

16 Januari 2021, 18:45 WIB
penampakan buaya di pinggir sungai. /instagram.com/@infopalu/

GALAJABAR - Akhir-akhir ini kemunculan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur semakin sering terjadi. Bahkan pernah kejadian menyerang manusia.

Menyikapi hal tersebut,  Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan sosialisasi bahaya serangan buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Kami berharap sosialisasi ini bisa membuat masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di sungai. Populasi buaya di Sungai Mentaya dan sejumlah anak sungainya memang masih cukup banyak," kata Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit Muriansyah di Sampit, Sabtu 16 jJanuari 2021.

Baca Juga: Puluhan Korban Gempa di Sulawesi Barat Memilih Mengungsi ke Makassar

Sepanjang 2020, tercatat 11 kali serangan buaya terhadap warga di Kotawaringin Timur, meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Pada awal 2021, tepatnya Jumat  1 Januari 2021, sekitar pukul 23.30 WIB, Bahriah (74), warga Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, menderita patah tangan kiri dan kaki kiri setelah buaya ukuran relatif besar menerkamnya.

Ketika itu, korban tengah mencuci tangan usai buang air di pinggir Sungai Mentaya.

Baca Juga: Thailand Open : Jungkalkan Unggulan Ketiga Asal Korea Selatan, Greysia/Apriyani Melaju ke Final

Beberapa hari lalu, warga melaporkan buaya besar kembali terlihat di sekitar lokasi kejadian. Warga cemas serangan buaya kembali terjadi, padahal sebagian mereka masih sering beraktivitas di sungai.

Untuk mencegah kembali terjadinya serangan buaya terhadap manusia, BKSDA memberi pemahaman kepada masyarakat terkait dengan ancaman serangan buaya. Warga diminta lebih berhati-hati dan tidak beraktivitas di sungai saat hari gelap karena rawan serangan buaya.

BKSDA Pos Sampit juga memperbanyak pemasangan papan pengumuman untuk mengingatkan masyarakat agar waspada bahwa Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya terdapat habitat dan populasi buaya.

Baca Juga: Siswa SMK di Majalaya Turun ke Jalan Galang Donasi untuk Korban Longsor Cimanggung

Beberapa hari terakhir, Muriansyah bersama tim memasang papan peringatan waspada buaya di sejumlah lokasi yang dianggap rawan.

Hal itu, upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan. Pihaknya juga berupaya menangkap buaya dengan cara memasang jerat.

Dikutip galajabar dari Antara, pemasangan spanduk atau papan peringatan bahaya buaya itu disaksikan pihak kelurahan dan kecamatan, serta TNI dan Polri.

Ia menyebut upaya mengatasi masalah ini tidak bisa hanya dilakukan oleh BKSDA, tetapi harus melibatkan semua pihak.

Baca Juga: Kompetisi NBA, Thunder Gebuk Bulls Lewat Over Time

Total 27 spanduk peringatan yang dipasang di pinggir Sungai Mentaya, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, Seranau, dan Pulau Hanaut.

"Buaya masuk ke perairan sekitar permukiman warga untuk mencari makan karena sumber makanan di habitatnya sudah sulit didapatkan. Makanya, kami imbau warga tidak membuang sampah atau bangkai binatang ke sungai, serta tidak menempatkan kandang ternak dekat sungai karena itu rawan memicu kedatangan buaya yang mencari makan," demikian Muriansyah.***


 

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler