Dulu ‘Tukang Begal’, Kini Moeldoko Disebut ‘Jenderal Santri’, Yan Harahap: Disitu Saya Merasa Ngeri

27 Maret 2021, 18:43 WIB
Sosok Moeldoko. /Instagram.com/@dr_moeldoko

GALAJABAR – Deputi Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ricky Kurniawan merasa tidak heran dengan pujian yang dilontarkan para kader Partai Demokrat kubu Moeldoko kepada Ketua Umumnya sekaligus Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Menurutnya, pernyataan tersebut mereka lontarkan semata-mata hanya ingin memanfaatkan kedudukan dan jabatan yang dimiliki Moeldoko atau istilah kasarnya sebagai seorang penjilat.

Selain itu, Ricky menilai pernyataan tersebut sebagai tindakan yang tidak bermoral dan terkesan jauh dari etika kepatutan.
 
Baca Juga: Aksi Brutal Junta Militer Myanmar Tewaskan 50 Pengunjuk Rasa

“Mereka puja puji  dan menjilat di dalam Gua kesesatan. Muka tembok dan amoral  serta jauh dari etika kepatutan,” tulis Ricky Kurniawan yang dikutip galajabar dari akun Twitter pribadinya, @RicKY_KCh, 27 Maret 2021.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat kubu AHY, Yan Harahap mengaku geram dengan pernyataan pujian tersebut.

Menurutnya, Moeldoko merupakan sosok yang menjadi aktor utama dalam gerakan kudeta AHY dari jabatannya sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat atau istilah kasarnya sebagai ‘tukang begal partai orang’.

Baca Juga: Ulama NU Gus Baha Sebut Qurais Shihab dan Habib Rizieq Sama-sama Keturunan Nabi
 
“Jenderal Santri, tapi tukang ‘begal partai orang’? Disitu kadang saya merasa ngeri!,” tulis Yan Harahap yang dikutip galajabar dari akun Twitter pribadinya, @YanHarahap, 27 Maret 2021.

Sebelumnya, Moeldoko telah dipilih sebagai Ketum Partai Demokrat melalui KLB di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021.

Beberapa pemrakarsa KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, memberikan julukan kepada Ketua Umum partainya, Moeldoko, sebagai 'Jenderal Santri'.

Baca Juga: Tanggapi Eksepsi Sidang Habib Rizieq Shihab, Pakar Hukum: Jangan Menyamakan Satu Perkara dengan Perkara Lain
 
Salah satu pemrakarsa KLB, Darmizal, menjelaskan bahwa Moeldoko pantas mendapatkan julukan itu karena pembawaannya yang nasionalis dan religius. Pembawaan yang seperti itu dapat dijadikan sebagai fondasi utama bangsa Indonesia.

Sisi nasionalis seorang Moeldoko dapat ditunjukkan dari beberapa prestasinya sebagai Panglima TNI.
 
Sedangkan sisi religiusnya dapat ditunjukkan saat Moeldoko menjadi imam salat berjamaah selepas rapat pimpinan Partai Demokrat versi KLB yang dilakukan secara terbatas .

Baca Juga: Eks Anak Buah Nazaruddin Ungkap Hubungan Ibas dan Eks Pimpinan KPK, Pakar Statistika: Coba ke Mahfud MD
 
Selain itu, Darmizal juga memberikan kepercayaan yang besar kepada Moeldoko. Menurutnya, Moeldoko dapat memberikan semangat baru untuk Partai Demokrat.

Ia juga mengharapkan, representasi Moeldoko bisa meningkatkan elektoral partainya dalam pemilu yang akan datang. ***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler