Reuni 212 Belum Dapat izin Polisi, Ini yang Akan dilakukan Ketua Panitia

28 November 2021, 13:29 WIB
Ilustrasi reuni 212. /Pixabay

 

 


GALAJABAR – Reuni Akbar yang hendak Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) pada awal Desember nanti berujung polemik.

Reuni besar tersebut kini tersangkut pada masalah izin dengan kepolisian terkait, yakni Polda Metro Jaya.

Ketua Panitia Reuni PA 212, Eka Jaya menyatakan, hingga kini pihaknya masih terus berusaha untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan Polda Metro Jaya.

“Kami masih berusaha memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Polda Metro Jaya,” ujarnya pada wartawan, Minggu, 28 November 2021.

Namun, jika kepolisian tidak juga mengizinkan untuk acara reuni PA 212, maka pihaknya akan menggelar acara lain.

Baca Juga: Kampung Boncos digerebek, 18 Orang Positif Gunakan Narkoba Jenis Sabu-sabu

Adapun acara tersebut, kata Eka, akan bertajuk ‘Aksi Super Damai’.

Dalam Aksi Super Damai tim panitia tidak akan mendirikan panggung selayaknya agenda reuni PA 212, melainkan hanya menggunakan mobil komando sebagai pusat aksi.

“Andai memang tidak dapat izin maka konsep reuni akan kami rubah dengan konsep aksi super damai tanpa ada panggung hanya dengan mobil komando sebagai pusat aksi,” tutur Eka.

Namun, Eka belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait lokasi dan yang lainnya untuk Aksi Super Damai itu.

Baca Juga: Novel Bamukmin Sebut Penolak Reuni 212 Adalah Penista Agama, Ini Pertanyaan Ferdinand Hutahaean

Bila merujuk pada rencana PA 212, maka acara tersebut akan digelar di Monas atau Patung Kuda, Jakarta.

Sebagaimana diketahui, hingga kini Polda Metro Jaya belum mengeluarkan izin terkait acara reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang rencananya digelar 2 Desember mendatang.
Tidak dikeluarkannya izin tersebut karena Korps Bhayangkara mendapati belum lengkapnya persyaratan berkas administrasi dari panitia penyelenggara reuni PA 212.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PA 212, Novel Bamukmin membantah reuni PA 212 adalah kegiatan yang diikuti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Dia menilai, isu tersebut sengaja dilontarkan pihak-pihak yang tidak suka dengan reuni 212.

Baca Juga: Rencana Reuni 212, Ini Permintaan Wagub DKI Jakarta Riza Patria kepada Panitia

Atas dasar itu, Novel menyebut kelompok yang tak suka dengan reuni 212 adalah penista agama yang dibungkus agama.

“Kelompok yang anti terhadap reuni 212 itu jelas kelompok pendukung atau memang penista agama yang dibungkus agama, padahal aslinya hanya komunisme,” ujarnya pada wartawan dilansir Galamedia Selasa, 23 November 2021.

Lebih lanjut, Novel menduga para penolak reuni 212 memiliki agenda tersembunyi
“Mereka ingin mengganti dengan trisila dan ekasila melalu RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila)” ungkapnya.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler