Mendag Sebut Kedelai Naik Karena Babi Cina, Aktivis: Woi Babi Bukan Kambing Hitam!

20 Februari 2022, 16:00 WIB
Nicho Silalahi.//Instagram Nicho Silalahi /

GALAJABAR - Aktivis, Nicho Silalahi menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi terkait kenaikan harga kedelai di Indonesia.

Mendag Lutfi diketahui mengatakan bahwa kenaikan kedelai salah satunya disebabkan oleh banyaknya babi di Cina.

Nicho Silalahi dengan tegas mengatakan bahwa babi bukanlah kambing hitam yang bisa disalahkan oleh Mendag Lutfi.

“Woi 5 Milyar Itu Babi Bukan Kambing Hitam,” tuturnya melalui akun Twitter pribadi @Nicho_Silalahi dilansir Galajabar, Sabtu, 19 Februari 2022.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Jawab Keresahan Umat Soal Biaya Haji Rp45Juta: Pasti Kami Koreksi

Namun, terlepas dari harga kedelai, Nicho bertanya soal kelangkaan minyak goreng.

“Ya sudah kalau gitu Kenapa Minyak Goreng Langka dinegara yang Sawitpun dikatakan tanaman Hutan ?” pungkasnya bertanya-tanya.

Mendag Lutfi mengatakan naiknya harga kedelai di Indonesia diyakini disebabkan adanya beberapa permasalahan dari negara importir yang salah satunya adalah cuaca buruk di kawasan Amerika Selatan.

Baca Juga: Pengamat Kasihan dengan PAN, Sudah Masuk Koalisi Malah Di-PHP-in Presiden Jokowi

"Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina,” ujarnya dilansir melalui Antara.

Mendag Lutfi memaparkan, harga kedelai per gantang naik menjadi US$ 18, di mana sebelumnya hanya US$ 12.

Selain dari dampak cuaca buruk di Argentina dan wilayah Amerika Selatan, naiknya harga kedelai diyakini dipengaruhi oleh kebutuhan besar di Cina.

Dia menyatakan bahwa baru-baru ini, ada lima miliar babi baru yang semua pakannya adalah kedelai di Cina.

Baca Juga: Bertandang ke Markas Salernitana, AC Milan Hanya Mampu Bermain Imbang Lawan Tim Juru Kunci

“Di Cina itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai,” jelasnya.

Mendag Lutfi menuturkan, saat ini pihaknya sementara menyiapkan mitigasi dari melambungnya harga kedelai secara nasional.

"Sekarang ini kami sedang menyiapkan mitigasinya dan kesempatan pertama minggu depan akan kami umumkan kebijakannya seperti apa,” ungkapnya.

Baca Juga: Keok di Kandang Nantes, PSG Masih Kokoh di Puncak Klasemen

Lebih lanjut, Mendag Lutfi menyampaikan kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya adalah 3 juta ton, sementara budi daya dan suplai kedelai dalam negeri hanya mampu 500 hingga 750 ton per tahunnya. ***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler