GALAJABAR - Berbagai kritikan bahkan kecaman terus datang kepada Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas buntut analogi gonggongan anjing.
Salah satu kecaman datang dari eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS).
HRS mengaku mengecam keras ucapan yang disampaikan Menag Yaqut yang menganalogikan suara masjid dengan gonggongan anjing.
Hal tersebut disampaikan oleh tim pengacara HRS, Azis Yanuar saat membesuknya di lapas pada Ahad, 27 Februari 2022.
Baca Juga: PA 212 Bakal Demo Lawan Menag Yaqut, Rudi S Kamri: Meski Analoginya Salah, Tetap Saya Lawan!
Kata Azis Yanuar, HRS berpandangan bahwa analogi dari Menag Yaqut sudah fatal. Bahkan lebih parah dari kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus Surat Al-Maidah ayat 51 sekitar tahun 2016.
Oleh karena itu, kata HRS, tindakan Menag Yaqut tidak boleh dibiarkan begitu saja.
“Habib Rizieq berpesan bahwa penodaan agama yang dilakukan Yaqut sangat biadab dan amat fatal, lebih parah dari Ahok. Sehingga tidak boleh dibiarkan,” ujar Azis dilansir Galajabar, Senin, 28 Februari 2022.
Baca Juga: Tampil di Forbes Indonesia, Setelan Nagita Slavina Sentuh 150 Juta Lebih!
HRS juga menegaskan agar umat Islam segera melaporkan Menag Yaqut ke pihak berwajib.
Namun, bila laporan ditolak, maka umat Islam disarankan turun ke jalan sampai Menag Yaqut diproses hukum. Menurut HRS, ini akan menjadi efek jera bagi Menag.
“Jika polisi menolak laporan, maka umat Islam harus turun berjilid-jilid sampai Yaqut diproses hukum. Harus diberi efek jera,” tegasnya.
Lebih dari itu, HRS berharap agar Menag Yaqut dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Agama RI.
Baca Juga: Israel 'Ikut Campur' Kutuk Rusia Gegara Serang Ukraina: Pelanggaran Berat Ketertiban Internasional
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni (Wasekjen PA 212), Novel Bamukmin juga hendak mengerahkan massa untuk mendemo Menag Yaqut.
Novel mengatakan PA 212 akan menggelar aksi demo di depan gedung Kementerian Agama (Kemenag).
Tak hanya itu, Novel memastikan PA 212 juga menggelar demo di depan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa. ***