Pemerintah Arab Saudi Beri Kuota 1 Juta Jemaah Haji, Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintah Perjuangkan Tambahan

12 April 2022, 12:00 WIB
Hidayat Nur Wahid minta Pemerintah Pastikan Persyaratan dan Perjuangkan Kuota Haji./ Instagram @pksriau /

GALAJABAR - Diizinkanya satu juta jemaah melakukan ibadah haji pada tahun ini oleh pemerintah Arab Saudi tentu menjadi kabar menggembirakan bagi umat Islam, khususnya calon jemaah haji Indonesia.

Meski demikian, Pemerintah Indonesia harus tetap berjuang untuk mendapat kuota tertinggi melalui jalur diplomasi Kementerian Agama. Mengingat antrean haji yang semakin membengkak setelah 2 tahun tak bisa berangkat.

Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid meminta pemerintah memperjuangkan jumlah tertinggi terbaik bagi calon jemaah haji asal Indonesia melalui diplomasi tingkat tinggi Kementerian Agama.

"Sudah ada kepastian dari Pemerintah Arab Saudi untuk membuka kuota haji 1443 Hijriah bagi satu juta jemaah, termasuk dari luar negara mereka. Untuk itu, Pemerintah Indonesia perlu segera memastikan lebih detail soal persyaratannya serta memperuangkan kuota terbaik untuk calon jemaah haji dari Indonesia,” kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan yang dikutip dari Antara, Senin, 11 April 2022.

Baca Juga: Di Garut Selatan Akan Dibangin Listrik Tenaga Angin Siap Hasilkan 1.600 MW, Kerjasana Jabar dengan Denmark

Hidayat pun menyarankan Presiden Jokowi untuk membuka komunikasi langsung dengan Raja Arab Saudi sebagai upaya untuk mendapatkan kuota calon jemaah haji paling maksimal.

"Kalau perlu untuk membuktikan keseriusan pemerintah, Presiden Jokowi bisa berkomunikasi langsung dengan Raja Arab Saudi supaya Indonesia mendapatkan kuota jemaah haji terbaik," imbuhnya.

Upaya mengoptimalkan kuota calon jemaah haji asal Indonesia, bahkan mencapai lebih dari 100 ribu orang, bernilai penting, menurutnya, karena dapat mengobati kerinduan muslim Indonesia untuk melaksanakan rukun Islam kelima tersebut,

Selain itu, upaya tersebut juga dapat menekan antrean jemaah calon haji asal Indonesia tidak semakin panjang.

Baca Juga: Atalia Ridwan Kamil Perkenalkan Rantang Cinta, Program Buka Berkah untuk Sesama, Rangkaian Acara BUBOS 2022

Tak hanya soal kuota, Hidayat juga meminta Kemenag mempersiapkan segala persoalan teknis keberangkatan haji. Baik melalui persiapan internal, koordinasi dengan Komisi VIII DPR, maupun komunikasi atau sosialisasi dengan ormas Islam dan berbagai asosiasi penyelenggara haji dan umrah.

Selain itu, upaya tersebut juga dapat mencegah terjadinya antrean semakin panjang terhadap jemaah calon haji asal Indonesia.

Desakan tersebut muncul karena tersisa sedikit waktu menjelang pemberangkatan jemaah haji 1443 Hijriah yang diperkirakan berangkat pada 5 Juni 2022, katanya.

Secara khusus dia meminta Kemenag memastikan tahapan seleksi calon jemaah haji berjalan baik, adil, dan dapat diterima semua calon jemaah yang menunggu sejak 2020. Dia juga berharap Pemerintah tidak menaikkan biaya perjalanan ibadah haji (bipih).

Baca Juga: 5 Orang Tewas dalam Kebakaran Bengkel di Warakas Tanjung Priok, Ini Penyebab Korban Tak Bisa Selamatkan Diri

Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Bipih tahun 2022 diproyeksikan sebesar Rp 38,745 juta.

Namun, berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag kepada Komisi VIII DPR, bipih tanpa protokol kesehatan ketat diproyeksikan sebesar Rp 42 juta.

“Kami berharap Kemenag mengajukan angka Bipih yang lebih rasional dan tidak memberatkan jemaah haji. Apalagi, pihak Arab Saudi juga sudah tidak memberlakukan pembebanan yang berdampak pada penambahan pembiayaan. Dengan demikian, keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun 2022 dapat berjalan tenteram dan aman tanpa menimbulkan persoalan,” tutupnya.***

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler