Tepis Tudingan Praktik di Tubuh Demokrat, Yan Harahap Beberkan Borok Jhoni Allen Saat Jadi Petinggi Partai

- 4 Maret 2021, 12:46 WIB
Yan A Harahap membuat unggahan yang menyindir salah satu kader Partai Demokrat.*
Yan A Harahap membuat unggahan yang menyindir salah satu kader Partai Demokrat.* /Instagram/@YanHarahap


GALAJABAR - Kekisruhan yang membelit tubuh Partai Demokrat kian memanas.

Pecah kongsi dan pembelahan antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan mantan kader yang telah diberhentikan seperti Jhoni Allen Marbun dan kawan-kawan semakin nampak.

Isu soal Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menggulingkan AHY dari Ketua Umum semakin kuat diserukan oleh Jhoni Allen.

Baru-baru ini, Jhoni Allen kembali muncul dengan membawa narasi yang sama yakni seruan untuk dilakukannya KLB.

Baca Juga: Siapa Sangka, 9 Artis Hollywood ini Mewarisi Darah Indonesia

"Kepada kader-kader Partai Demokrat, jangan takut ditekan dan dipecat. Kita akan kembalikan KLB yang akan datang," kata Jhoni Allen dalam tayangan Mata Najwa yang tayang Rabu, 3 Maret 2021 di salah satu televisi nasional.

Bahkan, Jhoni menerangkan soal praktik mahar yang dilakukan oleh DPP Partai Demokrat saat akan maju menjadi kepala daerah atau mengikuti pemilu.

Tidak hanya itu kata Jhoni, untuk menduduki jabatan internal saja hitungan nominal yang harus dirogoh sangatlah mahal.

Ia mencontohkan dengan apa yang terjadi pada Gubernur Banten dan Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang yang memilih hengkang dari Demokrat.

Baca Juga: Perluas Wawasan Tenaga Ahli PKB, Gus Ami Ajak Nonton Film Politik

"Tau kan Gubernur Banten siapa?, Wahidin. Wahidin itu ketua DPD Demokrat kan sebelum DPR, dari DPR dia mencalonkan Gubernur, menang. Dia ditawari ketua DPD, tidak mau. Kenapa? karena terlalu besar maharnya," kata Jhoni.

Demikian juga yang terjadi dengan Tuan Guru Bajang yang menolak jadi DPD kata Jhoni.

"Tuan Guru Bajang, menang. Ditawarkan jadi ketua DPD tidak mau. Karena kecewa sudah berjuang keras, terlalu mahal," lanjutnya.

"Untuk kedalam saja mahal, apalagi keluar," tegasnya.

Baca Juga: Tanggapi Soal Dicabutnya Perpres Miras, Natalius Pigai Akui Bungkam Tokoh Utama Buzzer

Jhoni menunjukkan salah satu bukti video yang menunjukkan salah satu kader dimintai sejumlah uang untuk maju pilkada.

Membantah tudingan yang dilemparkan oleh Jhoni Allen saat tayangan Mata Najwa Rabu, 3 Maret 2021 itu, Yan A Harahap membantah dan membeberkan hal yang sama juga dilakukan saat Jhoni menjabat petinggi Partai Demokrat.

"Konon katanya, saat 'berkuasa' di DPP, ia sering cawe-cawe saat Musda/Muscab. Yang mau jadi DPD/DPC 'wajib setor'," kata Yan Harahap dalam cuitannya di Twitter @YanHarahap dilansir Galajabar Kamis, 4 Maret 2021.

"Ia terima dari kanan, pungut juga dari kiri. Kehadiran Ketum @AgusYudhoyono membuatnya terkunci, tak bisa cawe-cawe lagi. Wajar kan ia kaya cacing kepanasan," tandasnya.***

 

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah