Suap Perizinan Ekspor Benur, KPK Periksa Effendi Gazali

- 4 Maret 2021, 23:05 WIB
Effendi Gazali.
Effendi Gazali. /Facebook.com/Effendi Gazali

GALAJABAR - Kasus dugaan suap perizinan ekspor benur di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyeret nama Effendi Gazali.

Effendi dimintai keterangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kaitannya sebagai mantan penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Edhy Prabowo, Kamis 4 Maret 2021.

Dia dikonfirmasi soal konsep rancangan Peraturan Menteri (Permen) KP mengenai kebijakan ekspor benih lobster (benur).

Baca Juga: Kang DS Janjikan Insentif RT/RW Naik 100 Persen Plus Iuran BPJS Gratis

KPK, Kamis memeriksa Effendi sebagai saksi untuk tersangka Edhy Prabowo (EP) dan kawan-kawan dalam penyidikan kasus dugaan suap perizinan ekspor benur di KKP.

"Didalami pengetahuannya terkait dengan hasil kajian dan konsep rancangan Peraturan Menteri KP mengenai kebijakan ekspor benih lobster," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya di Jakarta 

Selain Effendi, KPK juga memeriksa dua saksi lainnya untuk tersangka Edhy dan kawan-kawan, yakni Direktur Produksi dan Usaha Perikanan Budidaya KKP Arik Hari Wibowo dan pegawai Bank Mandiri Eko Irwanto.

Baca Juga: Corona B117 Masuk Indonesia, Wakil Ketua DPR Minta Bandara Diawasi Secara Ketat

Untuk saksi Arik, penyidik mendalami pengetahuannya terkait dengan dugaan adanya perintah khusus dari tersangka Edhy untuk menghilangkan nilai prosentase budidaya benur sebelum dilakukan ekspor.

"Eko Irwanto didalami pengetahuannya terkait dugaan pelunasan satu unit rumah milik tersangka AMP (Andreau Misanta Pribadi) yang berlokasi di Bekasi, Jabar yang sumber uangnya diduga dari kumpulan para eksportir benur yang mendapatkan izin ekspor di KKP," ungkap Ali dikutip galajabar dari Antara.

Saat ini, KPK masih melakukan penyidikan terhadap enam tersangka yang merupakan penerima suap kasus suap benur tersebut, yaitu Edhy Prabowo (EP), Staf Khusus Edhy sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri (SAF), Staf Khusus Edhy sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreau Misanta Pribadi (AMP).

Baca Juga: Tidak Sudi Diperintah Junta Militer, 19 Polisi Myanmar Melarikan Diri

Selanjutnya, Amiril Mukminin (AM) selaku sekretaris pribadi Edhy, pengurus PT Aero Citra Kargo (ACK) Siswadi (SWD), dan Ainul Faqih (AF) selaku staf istri Edhy.

Sedangkan pemberi suap, yakni Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (DPPP) Suharjito yang saat ini sudah berstatus terdakwa dan dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Suharjito didakwa memberikan suap senilai total Rp2,146 miliar yang terdiri dari 103 ribu dolar AS (sekitar Rp1,44 miliar) dan Rp706.055.440 kepada Edhy.

Baca Juga: Uji Coba Timnas U-22 Tetap Digelar Dua Kali

Suap diberikan melalui perantaraan Safri dan Andreau selaku staf khusus Edhy, Amiril selaku sekretaris pribadi Edhy, Ainul Faqih selaku staf pribadi istri Edhy yang juga Anggota DPR RI Iis Rosita dan Siswadhi Pranoto Loe selaku Komisaris PT Perishable Logistics Indonesia (PT PLI) sekaligus pendiri PT ACK.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x