Soal Habib Rizieq Shihab Rocky Gerung: HRS Dijadikan Umpan dan Melanggar HAM

- 24 Maret 2021, 14:09 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung
Pengamat Politik Rocky Gerung /Foto: Facebook / The Real R/

GALAJABAR – Baru-baru ini, kabar menyebut jika akhirnya, hakim mengabulkan permohonan Habib Rizieq Shihab untuk sidang kerumunan di Petamburan dilakukan offline (tatap muka).

Sebenarnya, masalah yang menjadi sorotan bukanlah online ataupun offline, namun, sorotan masalahnya adalah, mengapa bisa Habib Rizieq mendapat tiga kasus sekaligus. Lalu, pertanyaan-pertanyaan lain muncul, bahwa kenapa sidang Habib Rizieq Shihab berbeda dengan sidang lain.

Hal ini pun menjadi bahasan hangat oleh berbagai kalangan, salah satunya oleh pengamat politik, Rocky Gerung.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 24 Maret 2021 Alya Mengancam Mama Farah

Melalui Youtubenya dengan judul “WASPADA! HABIB RIZIEQ SENGAJA DIJADIKAN UMPAN DARI REZIM YANG PANIK” yang diunggah pada 24 Maret 2021, Rocky membahas hal ini.

Rocky menilai jika Habib Rizieq dijadikan sebagai umpan untuk mengukur berbagai hal.

“Ya saya lihat, bahwa, Habib Rizieq ini akhirnya jadi semacam umpan. Untuk mengukur kedalaman politik Islam, untuk mengukur ketajaman analisis media, untuk mengukur potensi oposisi, jadi dia jadi umpan dari rezim yang panik sebetulnya. Rezim yang seharusnya membaca politik dalam perspektif sejarah, dan tau bahwa politik Islam tidak mungkin membesar bila ada keadilan sosial tuh, kalau kita belajar sejarah di mana-mana sepanjang sejarah Indonesia, gerakan politik Islam ini tumbuh bersamaan dengan merosotnya moral keadilan gitu, lepas dari siapa pun tokohnya, tapi itu yang terjadi”, ujar Rocky.

Baca Juga: Survei Nasional SMRC: Warga di DKI Jakarta Jadi Provinsi Paling Anti Vaksin, Jateng Paling Pro

Menurut Rocky, Habib Rizieq ada didalam suatu setting kulturpolitik saat ini.

“Jadi ini pemerintah yang buta huruf terhadap sejarah sebetulnya tuh, dan Habib Rizieq dijadikan umpan, nah sialnya, Habib Rizieq ada did alam suatu setting kulturpolitik yang mengalami defisit, jadi langsung terlihat kontras moral antara Habib Rizieq sebagai petugas rakyat dan juga Jokowi sebagai petugas partai, jadi ini sebetulnya, medan perangnya tuh,” Rocky menjelaskan.

Rocky menilai bahwa masyarakat jadi membandingkan soal kerumunan Habib Rizieq dengan kerumunan Jokowi.

Baca Juga: Hasil Survei SMRC: 51 Persen Masyarakat Indonesia Nyatakan Enggan Divaksin dan Ragu

“Orang tetap menganggap bahwa Presiden Jokowi tidak peduli dengan hak asasi manusia, karena masalah Habib Rizieq bukan soal pidana, tapi soal pelanggaran hak asasi manusia tuh, yaitu hak dia untuk memperoleh perlindungan justru dalam memberi kritik pada kekuasaan dianggap itu sebagai kriminalitas tuh, karena itu dicarikan delik (kejadian) yang kriminal, yaitu, kerumunan, kalau soal kerumunan Habib Rizieq tiga kali di dalam kasus yang disebutkan tadi, tiga, ada tiga, tiga kasus yang berimpit dia tuh, tapi karena hanya soal kerumunan lalu orang bandingkan, lho si petugas partai (Jokowi) itu berkali-kali melakukan hattrick yang buruk, bahkan bikin gol bunuh diri tiga kali dalam soal kerumunan,” sambung Rocky.

Rocky menilai seharusnya hukum memberi keadilan tanpa membeda-bedakan kasta, antara presiden dan orang biasa seperti Habib Rizieq sebagai seorang individu.

Rocky juga berprotes kekuasaan yang menangani kasus Habib Rizieq sebagai warga negara, Rocky menilai Habib Rizieq tidak diadili sebagai warga negara, tapi sebagai tokoh Islam.

Baca Juga: Sidang HRS Jadi Tatap Muka, PN Jaktim-Polri Koordinasi Pengamanan, Antisipasi Simpatisan Hadir

Rocky juga menilai bahwa hal itu berbahaya. Rocky menganggap bahwa dukungan terhadap Habib Rizieq adalah dukungan moral dan dukungan integritas yang kuat.

Karena hal itu, istana panik dan melakukan berbagai cara untuk meyudutkan Habib Rizieq, menurut Rocky. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: Rocky Gerung Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah