Berapi-api! Dedi Mulyadi Amuk Menteri Kehutanan Malah Urusi Food Estate: Indonesia yang Mahal Nanti Oksigen!

- 6 April 2021, 23:24 WIB
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi. /Dok DPR RI
GALAJABAR - Merespons bencana alam yang kini menimpa NTT, Anggota DPR RI Komisi IV yang juga Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi baru-baru ini mengunggah sebuah video dimana ia tengah melakukan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kehutanan.

"Bencana terus melanda kita. Semoga apa yang saya sampaikan di Rapat Kerja Komisi IV, bisa mengingatkan kita semua untuk menjaga alam. Duka dan doa untuk saudara kita di Nusa Tenggara Timur," tulisnya melalui akun Facebook pribadinya 'Kang Dedi Mulyadi', dikutip galajabar Selasa, 6 April 2021.

Dalam unggahan video tersebut Dedi Mulyadi nampak berang dengan Kementerian Kehutanan yang malah mengurusi program Food Estate.
 
Baca Juga: Soal Isu Kehamilan Nissa Sabyan, Mantan Manajer Sabyan Gambus Bocorkan Tentang Ini

"Menteri Kehutanan ngomongin Food Estate, Menteri Kehutanan ngomongin hutan lindung bisa dirubah menjadi Food Estate," ujar Dedi.

Tampak berapi-api, Dedi mengatakan bahwa logika berpikir Menteri Kehutanan itu hanya satu yaitu mempertahan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi. Sementara urusan yang lain semisal Food Estate kata Dedi adalah urusan Menteri Pertanian.

"Logika Menteri Kehutanan itu satu dalam pikirannya, mempertahan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi. Gaboleh mikirin yang lain dulu, yang lain urusannya Menteri Pertanian," tegasnya.
 
Baca Juga: Ifan Seventeen Lamar Citra Monica, Saking Groginya I Sebut Ente kepada Sang Kekasih

Ia juga menyinggung seandainya logika berpikir dapat diubah-ubah, maka nantinya pohon-pohon akan diubah menjadi padi semua yang berakibat longsor.

"Kalau setiap orang logikanya diubah-ubah, nanti pohonnya dirubah jadi padi semua, ya longsor," kata Dedi.

Dalam cuplikan video yang sama, ia juga mencontohkan keadaan yang kini menimpa beberapa daerah di Jawa.
 
Baca Juga: Baru Terbit, Kapolri Cabut Telegram Larangan Media Liput Kekerasan Polisi, Refly Harun: Ini Sangat Aneh!

"Bandung Selatan sudah hancur, Garut Selatan sudah hancur, Bandung Utara udah hancur, kita mau nunggu kehancuran dimana lagi?. Kehancurannya mau dilebarkan ke Kalimantan?, dilebarkan ke Sumatera?, Gak cukup derita yang dialami oleh orang Jawa?," lanjutnya.

Dedi menambahkan bahwa negeri ini harus tetap berlangsung dan berkesinambungan kendati pejabat seperti menteri dan Presiden terus berganti.

"Negeri ini harus berkesinambungan, gak berakhir di kita, menteri boleh ganti, Presiden boleh ganti, tapi Indonesia harus terus. Logika kita ini terlalu luar negeri padahal yang dimakan itu beras luar negeri," ucapnya.
 
Baca Juga: Baru Terbit, Kapolri Cabut Telegram Larangan Media Liput Kekerasan Polisi, Refly Harun: Ini Sangat Aneh!

Kemudian, Dedi juga menyindir para pejabat yang lebih sibuk mengurusi program pribadi dan hanya terpusat di Jakarta.

"Semua kita hanya berkutat pada program kita masing-masing, semuanya adalah hanya di Jakarta, agar dipuji di Jakarta, rakyat gak keurus," ujarnya.

Dedi mengatakan bahwa seandainya keadaan demikian terus berlanjut, Tanah Negara dialihfungsikan makan sesuatu saat tidak akan lagi ditemukan kebun bambu, kebun jati dan semua orang berfikir hanya ekonomi.
 
Baca Juga: Penakut Dilarang Lewat! Berikut 4 Jalan Paling Angker dan Menyeramkan di Kota Bandung

"Berubah jadi perumahan, berubah jadi perkantoran, berubah jadi Industri, akhirnya nanti Indonesia dalam jangka panjang yang mahal itu adalah oksigen, yang mahal adalah hidup tenang, yang mahal adalah lingkungan yang tertata, yang mahal itu adalah air bersih, yang mahal itu adalah hidup yang sehat pada lingkungannya yang memiliki basic konservasi," tandasnya.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang kawasan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur dan sekitarnya, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu, 4 April 2021 dini hari WITA.

Banjir bandang itu disebut-sebut merupakan yang terbesar dan terparah sejak satu dekade terakhir.
Baca Juga: Di Citeureup Kota Cimahi Warga yang Terpapar Covid-19 Menjalani Isolasi Mandiri, Satgas Salurkan Bantuan

Cuaca ekstrem disinyalir menjadi pemicu banjir menerjang Indonesia bagian timur itu.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah