Christ Wamea Terheran-heran KH Hasyim Asyari Mau Dihilangkan dari Sejarah: Padahal Wakil Presiden dari NU

- 20 April 2021, 19:43 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea.
Tokoh Papua, Christ Wamea. /Twitter/@PutraWadapi/
GALAJABAR- Isu akan dihilangkannya tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia semakin menyebar luas.

Sampai-sampai kata 'Pendiri NU Hilang' menghiasi laman media sosial hingga menjadi salah satu yang trending di Twitter.

Hal itu bermula dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang tak memuat profil dari seorang tokoh pendiri NU tersebut.

Baca Juga: Desas-desus Perceraian Nathalie dan Sule Semakin Terdengar, Pihak Keluarga: Arahnya Nanti ke Sana

Akan tetapi dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I itu justru tampak tokoh-tokoh PKI yang seolah-olah sengaja dimunculkan.

Atas kejadian itulah yang membuat Kamus Sejarah Indonesia Jilid I, menjadi sorotan banyak pihak hingga menuai komentar negatif dari para tokoh politik.

Kini Kamus Sejarah Indonesia Jilid I itu sudah menjadi polemik dikalangan masyarakat, dan tak sedikit dari mereka yang meminta penjelasan dari pemerintah.

Baca Juga: Tak Disangka! Sultan Andara pun Kalah dengan Bayaran Ivan Gunawan, Raffi Ahmad: Igun tuh Satu Jam Rp 80 Juta

Salah satu yang ikut mengomentari tidak dimuatnya profil dari KH Hasyim Asyari adalah Christ Wamea yang merupakan seorang tokoh bangsa dari tanah Papua.

Christ Wamea sampai terheran-heran dengan tidak dimuatnya profil dari KH Hasyim Asyari yang merupakan tokoh pendiri NU.

Padahal menurutnya Wakil Presiden Indonesia berasal dari NU, tapi Christ Wamea masih dibuat bingung dengan akan dihilangkannya KH Hasyim Asyari dari jejak sejarah.

"Tokoh NU mau dihilangkan dari jejak sejarah padahal wapres dari NU," ujarnya, dikutip galajbar, Selasa 20 April 2021.

Baca Juga: Istri Arief Muhammad Hamil Anak Kedua, Warganet Ikut Terharu: Seperti Pelangi Setelah Hujan

Christ Wamea menganggap tidak dimuatnya profil KH Hasyim Asyari merupakan hal yang disengaja oleh oknum-oknum tertentu.

Mengingat hal itu seakan-akan seperti disengaja dilakukan oleh orang-orang yang menerbitkan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah