Waduh! Bobby Nasution Kena Semprot Gubernur Sumut, Ferry Koto: Nampaknya Ada yang Tersaingi

- 6 Mei 2021, 21:49 WIB
Bobby Nasution, menantu Jokowi saat mencoblos bersama istrinya, Rabu 9 Desember 2020. Bobby mengunggah foto bersama anaknya namun komentar warganet sama sekali tak disangka-sangka.
Bobby Nasution, menantu Jokowi saat mencoblos bersama istrinya, Rabu 9 Desember 2020. Bobby mengunggah foto bersama anaknya namun komentar warganet sama sekali tak disangka-sangka. /Instagram.com/@bobbynst/

GALAJABAR– Aktivis ekonomi,  Ferry Koto turut menyoroti pernyataan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi yang mengutarakan kekesalannya kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution melalui Syamsul Nasution.

Ferry menganggap bahwa Edy Rahmayadi itu tidak perlu kesal kepada Bobby Nasution karena dirinya juga memiliki andil besar dalam kesalahan yang dilakukan Bobby Nasution.

“Nampaknya ada yg merasa tersaingi. Kata anak Medan, "Yang salah dia, eh dia pulak yang marah-marah",” kata Ferry Koto yang dikutip galajabar dari akun Twitter pribadinya, @ferrykoto, Kamis 6 Mei 2021.

Baca Juga: REKOR BARU ! Sehari, Warga India yang Terpapar Covid-19 Mencapai 412.262 Orang

Selain itu, Ferry menganggap tindakannya tersebut terkesan seperti seseorang yang sedang memimpin sebuah daerah khusus semacam DKI Jakarta.

“Gubernur Sumut jadi Gubernur DKI Jakarta,” tanya Ferry Koto.

Menurutnya, Edy Rahmayadi seharusnya melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Bobby Nasution karena hal tersebut menyangkut dengan kebijakan terkait Kota Medan.

Hal tersebut, menurut Ferry Koto, berbeda dengan DKI Jakarta yang dimana gubernur tinggal perintah wali kota contohnya seperti perintah Gubernur DKI Jakarta kepada Wali Kota Jakarta Selatan.

Baca Juga: Untuk Kebutuhan Lebaran, Ngatiyana Ajak ASN Pemkot Cimahi Berbelanja di Bazar Ramadan

“Jika kebijakan terkait kota, sesuai UU Gubernur Sumut harus koordinasi dengan Wali Kota. Beda dengan DKI Jakarta, Gubernurnya tinggal perintah Wali Kota Jaksel,” ungkap Ferry Koto.

Oleh karena itu, Ferry Koto meminta kepada Edy Rahmayadi untuk mempelajari sistem desentralisasi di Indonesia.

“Gubernur Sumut perlu belajar lagi, bahwa basis desentralisasi di Indonesia itu adalah daerah tingkat 2 atau Kota/Kabupaten dengan otonomi penuh. Provinsi itu daerah otonomi terbatas,” jelas Ferry Koto.

“Beda dengan DKI Jakarta, yang merupakan daerah khusus,” tambahnya.

Baca Juga: Bupati Garut : Tidak Ada Kegiatan Open House Lebaran

Sebelumnya, Edy Rahmayadi menumpahkan kekesalan kepada Bobby Nasution karena dirinya tidak mengetahui tempat isolasi mandiri di Sumut yang diperuntukkan bagi WNI yang baru datang dari luar negeri.

Pernyataan tersebut Edy Rahmayadi sampaikan langsung di rumah dinasnya di Medan, 6 Mei 2021.

Maka dari itu, Edy Rahmayadi mengintruksikan kepada Syamsul Nasution untuk memberitahukan kemarahannya ini kepada Bobby Nasution. ***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah