Satyo juga menyatakan, dari hampir semua kesalahan tersebut pada umumnya Jokowi berpidato menggunakan teks.
Hal itu tidak bisa dibenarkan mengingat pidato teks berujung kontoversial itu diproduksi oleh institusi resmi pemerintah.
Baca Juga: 7 Manfaat Wudhu untuk Kesehatan dan Kecantikan, Salah Satunya Bisa Membuat Awet Muda
"Kejadian seperti ini mencerminkan begitu cerobohnya birokrasi lembaga kepresidenan, maka mesti diinvestigasi karena mungkin saja adanya dugaan 'insubordinasi' dengan maksud mengakibatkan terjadinya delegitimasi kewibawaan presiden," tandasnya.
Kesalahan berulang ini, kata Satyo, berbanding terbalik dengan pernyataan presiden yang menyebut bahwa prinsipnya adalah belajar dari kesalahan.
Prinsip ini Jokowi sampaikan melalui podcast memperingati Hardiknas bersama Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim.
"Bahwa beliau memiliki prinsip salah satunya adalah selalu belajar dari kesalahan, kemudian juga tidak pernah putus asa dan menyukai kompetisi," imbuh Satyo.
Diketahui karena pidato Jokowi mengenai makanan khas, bipang menjadi trending topic di berbagai media sosial yang kemudian menjadi sorotan netizen serta tokoh terkenal. (Penulis: Muhammad Ibrahim)***