Blunder Jokowi Soal Bipang, Ketua MUI: Mari Teladani Pemimpin yang Baik dan Meminta Maaf Saat Teledor

- 10 Mei 2021, 13:17 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis. /Antara/
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Cholil Nafis. /Antara/ /

GALAJABAR - Dalam tiga hari terakhir ini, nama Presiden Jokowi kembali ramai dikritik dan dikecam oleh warganet.

Hal itu menyusul ucapan Presiden Jokowi yang mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong membeli makanan bipang secara online.

Namun, ajakan Presiden Jokowi tersebut menjadi blunder karena ia mengajak umat muslim membeli bipang untuk keperluan Lebaran nanti.

Baca Juga: Masjid Al-Aqsa Diserang, Cak Imin: Amarah Bukan Solusi, Pemerintah Harus Ajak Israel-Palestina Duduk Bersama

Seperti diketahui, bipang merupakan singkatan dari babi panggang, makanan khas dari satu daerah di Kalimantan.

Bipang atau babi panggang sendiri adalah makanan yang diharamkan dalam agama Islam.

Untuk itu, sudah sepantasnya Presiden Jokowi mendapat kritikan dan kecaman dari warganet dan tokoh-tokoh oposisi.

Baca Juga: Pemprov Jabar Siapkan 15.000 Rapid Test Antigen untuk Destinasi Wisata

Usai video ajakan membeli bipang tersebut viral di media sosial dan banyak mendapat kritikan dari warganet, pemerintah langsung meminta maaf.

Pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi meminta maaf soal ajakan Presiden Jokowi terkait membeli bipang.

Ia meminta maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahpahaman yang diucapkan oleh Presiden Jokowi terkait ajakan membeli bipang secara online.

Baca Juga: Siap-siap, Kartu Prakerja Gelombang 17 Akan Segera Dibuka, Berikut Syarat dan Trick Untuk Lolos!

Mendengar pemerintah langsung meminta maaf atas polemik Bipang itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis akhirnya ikut buka suara.

Melalui akun Twitter pribadinya, Cholil Nafis mengapresiasi pemerintah dalam hal ini Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, karena telah berani untuk meminta maaf.

Menurut Cholil Nafis, permintaan maaf dari Muhammad Lutfi itu dinilainya sudah tepat, daripada membela Presiden Jokowi.

Baca Juga: Sekjen PBB Peringatkan Israel ! Hormati Hak Atas Kebebasan Berkumpul Secara Damai

Ia juga mengatakan jika saja Muhammad Lutfi memilih membela ucapan Presiden Jokowi, maka tentunya hal itu akan menjadi polemik baru di akhir Bulan Suci Ramadhan.

"Ya, sebaiknya begitu minta maaf kalau salah daripada membelanya tak karuan, bikin polemik saat akhir Ramadhan," ujarnya, dikutip Galajabar, Senin, 10 Mei 2021.

Selain itu, Cholil Nafis juga mengajak masyarakat untuk meneladani pemimpin yang baik karena sudah berani meminta maaf saat melakukan kesalahan.

Baca Juga: Cair Mei 2021, Bansos BPNT dan PKH Bisa Dicek Melalui Laman cekbansos.kemensos.go.id

"Mari teladani pemimpin yg baik dan meminta maaf saat teledor," katanya.

Lebih lanjut, Cholil Nafis juga sangat berterima kasih kepada Muhammad Lutfi karena telah berbeda pandangan dengan para pendukung Jokowi lainnya.

Dibandingkan para pendukung Jokowi lainnya yang sangat mendukung ucapan soal bipang tersebut, Muhammad Lutfi justru memilih untuk meminta maaf.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK Angkat Bicara Soal Polemik Hasil TWK: Tak Seorang Pun Pegawai KPK Diberhentikan!

Cholil Nafis pun menegaskan bahwa permintaan maaf dari Muhammad Lutfi tersebut kini telah mengakhiri polemik dan debat kusir soal bipang dengan para pendukung Presiden Jokowi.

"Makasih Mendag yang telah mengakhiri debat kusir tak karuan dengan para pendukungnya," pungkasnya. (Penulis: Hari Priyadi)***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x