Kesaksian Pegawai KPK yang Tak Lulus TWK: Saya Cina, Kalau di KPK ada Taliban, Saya Gak Bisa Hidup Disitu

- 27 Mei 2021, 11:59 WIB
Pegawai KPK yang tak lolos TWK mulai buka suara. /Tangkapan Layar Youtube/Watchdoc Documentary/
Pegawai KPK yang tak lolos TWK mulai buka suara. /Tangkapan Layar Youtube/Watchdoc Documentary/ /

GALAJABAR - Permasalahan yang terjadi di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepertinya memasuki babak baru.

Usai diserang sana-sini dengan tuduhan radikal hingga isu Taliban, kini para pegawai KPK yang tak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) mulai buka suara.

Para pegawai KPK yang tak lolos dalam TWK itu, berani buka suara karena memang harus ada kebenaran dan kebusukan yang perlu diungkap ke publik.

Baca Juga: Tepat 15 Tahun Tragedi Gempa Yogyakarta, Lebih dari 5.000 Nyawa Melayang dan Ribuan Infrastruktur Rusak

Hal itu terungkap dalam video trailer berjudul 'The Endgame' yang dirilis Watchdoc Documentary di kanal Youtubenya.

Seperti diketahui, Watchdoc Documentary adalah production house yang sering membuat film-film dokumenter dengan mengungkap kisah-kisah yang terjadi di Indonesia.

Kali ini, Watchdoc Documentary berhasil mewawancarai 15 pegawai KPK yang tak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 27 Mei 2021: Berbalik, Alya-Ibu Farah Diusir, Nana-Dewa Kembali

Ada yang menarik dari para pegawai KPK yang tak lolos TWK itu, yaitu tentang mereka yang memiliki latar belakang agama yang berbeda.

Dalam video trailer tersebut, salah satu pegawai KPK yang tak lolos TWK yakni Riswin, mengatakan bahwa menurutnya tidak ada Taliban di KPK.

Riswin mengungkapkan jati dirinya bahwa ia merupakan seorang keturunan Chinese dan beragama Buddha yang bisa bekerja di KPK.

Baca Juga: Ikatan Cinta 27 Mei 2021 Andin dan Nino Tahu Fakta Reyna, Al dan Elsa Frustrasi

"Saya Cina, kelihatan lah dari muka saya, agama keluarga saya Buddhis, ya seminoritas itulah saya," ungkap Riswin, dikutip Galamedia dari kanal Youtube Watchdoc Documentary, Kamis 27 Mei 2021.

Selain itu, Riswin mengatakan bahwa apa yang selama ini dituduhkan orang-orang terkait para pegawai KPK yang tak lolos TWK merupakan pendukung Taliban hingga dituduh radikal itu adalah suatu kebohongan besar.

Ia pun menegaskan jika memang di KPK ada Taliban, menurutnya orang seperti dirinya tidak akan bisa hidup disitu dalam waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Sultan Bintaro, Andre Taulany Jagokan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024 : Saya Kira Mau Diajak Jadi Wakil

Diketahui, Riswin sudah menjadi pegawai di KPK selama kurang lebih 4 tahun lamanya.

"Kalau di KPK beneran ada Taliban, memang bisa orang kaya saya hidup di situ? Empat tahun loh," katanya.
 
Sementara itu, penyidik KPK, Andre Dedy Nainggolan yang juga tidak lolos TWK, menanggapi isu Taliban dengan candaan.

Baca Juga: Inter Milan Resmi Pecat Antonio Conte Sebagai Pelatih

Menurutnya ia bukan 'Taliban', melainkan 'Saliban' yang dikatakannya TWK tersebut akhirnya harus dibawa bercanda.

"Oh saya bukan 'Taliban' saya 'saliban' akhirnya saya bawa bercanda saja," candanya.

Hal senada juga dikatakan oleh pegawai KPK lainnya, yakni Herbert Nababan.

Baca Juga: Buku Harian Seorang Istri 27 Mei 2021: Dewa Beberkan Bukti ke Nek Ratu, Alya dan Bu Farah Mati Kutu

Herbert Nababan yang merupakan pemeluk agama kristen mengkritik terkait apa dasarnya dirinya dituduh Taliban oleh para petinggi KPK tersebut.

"Saya kristen, apa dasarnya dibilang Taliban," tegasnya.

Isu radikal hingga Taliban, memang sangat kencang menyasar para penyidik dan pegawai KPK yang dianggap tak lolos dalam TWK.

Namun dari apa yang dikatakan para pegawai KPK yang tak lolos TWK tersebut, menegaskan bahwa isu radikal dan Taliban hanyalah penggiring opini oleh oknum-oknum tertentu saja.

Baca Juga: Gerhana Bulan Berpotensi Picu Rob di 11 Lokasi, BMKG Keluarkan Peringatkan Warga di Pesisir

Oknum-oknum tersebut tampak terlihat jelas ingin melemahkan para pegawai KPK yang mempunyai integritas dalam mengungkap kasus-kasus besar.

Seperti contoh penyidik KPK, Andre Dedy Nainggolan pernah menangani kasus besar yakni korupsi bansos, sementara kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama  ditangani oleh Riswin.

Maka tak heran para penyidik yang pernah menangani kasus-kasus besar ditendang keluar dari KPK, dengan berbagai macam tuduhan seperti radikal dan isu Taliban. (Penulis: Hari Priyadi)***

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah