GALAJABAR - Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief baru-baru ini mengingatkan Presiden Jokowi terkait lengsernya Presiden Kedua RI, Soeharto setelah 32 tahun menjabat.
Peringatan ini disampaikan Ali Syarief lantaran banyak pihak yang mendorong Jokowi menambah jabatan tiga periode.
Melalui akun Twitter pribadinya @alisyarief, dirinya mengatakan bahwa ketika Soeharto mengundurkan diri, tak ada satu pun kawannya yang bersedih atau menyesal.
Baca Juga: Bantah Sang Bunda Miliki Utang Rp400 Juta, Atta Halilintar: Nggak Mungkin Orangtuaku Kayak Gitu!
“Waktu Pak Harto mengundurkan diri, kawan2 beliau pun, tdk ada yg bersedih dan menyesalkan," tulis Ali Syarief dilansir Galajabar dari akun Twitter @alisyarief pada Selasa, 22 Juni 2021.
Dikatakan Ali Syarief, mereka semua malah ikut bersorak bersama para mahasiswa.
"Semua sorak sorei bertepuk tangan bersama mahasiswa," ujarnya.
Untuk itu, ia pun mengingatkan Jokowi mengenai lengsernya Presiden Kedua RI, Soeharto.
"Saya hanya mengingatkan saja @jokowi, itu Pak Harto lho,” ujarnya.
Dalam unggahan yang lain, Ali Syarief juga menjelaskan terkait masa jabatan presiden.
Namun, jika ada yang berambisi untuk mengubah masa jabatan presiden tiga periode, maka menurut Ali Syarief hal itu melanggar UUD 1945.
“Jadi Konstitusi itu acuan dan haluan bernegara. Sudah jelas jabatan Presiden itu ditulis 2 x 5 tahun (Qodar Hukum),” tuturnya.
“Kalau ada yg ingin 3 kali. Ini melanggar UUD. Ini penghianatan. Harus dilawan, oleh semua pihak, terutama oleh Aparat Penegak Konstitusi dan Hukum,” tambahnya.
Menurut Ali Syarief, Indonesia sudah “tidak ada” lagi jika konstitusi benar-benar diamandemen demi pemilihan Jokowi-Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kalau konstitusi diamanademen, hanya untuk memilih Jokowi + Prabowo, ini artinya Indonesia sudah tidak ada lagi. Silahkan renungkan!!!!” katanya.
Baca Juga: Israel Siapkan Senjata Baru 'Laser Udara' Bisa Lumpuhkan Peluru Kendali hingga Balon Pembakar
Meski demikian, Presiden Jokowi sebelumnya menegaskan tidak pernah berniat dan minat melanjutkan jabatan tiga periode. Ia menekankan harus menjaga konstitusi dua periode.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tuturnya dilansir Galajabar dari saluran YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan ia adalah presiden yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi, sehingga pemerintahannya akan berjalan tegak lurus dengan konstitusi tersebut.
Lebih lanjut menurut presiden, pihak-pihak yang mengusulkan ia menjabat tiga periode hanya ingin mencari muka.
“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. (Mereka yang usul) itu, satu, ingin menampar muka saya. Ya. Yang kedua, ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumuskan. Itu saja. Ini yang sejak awal saya sampaikan,” katanya. (Penulis: Sartika Rizki Fadilah)***