Network
GALAJABAR - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ternyata menyempatkan diri menonton sinetron Ikatan Cinta.
Iatu diakuinya melalui cuitannya di Twitter.
Ia bahkan bercerita soal pengalamannya menonton serial Ikatan Cinta berbuntut panjang.
Mahfud MD yang menceritakan dirinya asyik menonton Ikatan Cinta justru dianggap kontradiktif dengan kondisi rakyat yang kesulitan terlebih dengan pemberlakukan PPKM Darurat.
Nama Mahfud MD akhirnya menjadi buah bibir hingga menjadi trending tipic di Twitter sejak Jumat, 16 Juli 2021 pagi.
Baca Juga: OPPO Reno6 Resmi Hadir di Indonesia, Berikut Ini Fitur dan Harganya
Baru-baru ini, kritik kembali datang dari legislator Partai Demokrat, Irwan Fecho di Twitter pribadinya @irwan_fecho.
Irwan menyebut, Mahfud MD yang asyik menonton sinetron Ikatan Cinta memang berhasil menaikkan imun tubuh. Namun kata dia, eks Ketua mK itu justru empatinya drop.
"Menonton sinetron Ikatan Cinta memang berhasil menaikkan imun tubuh Prof Mahfud tapi membuat empatinya drop," cuitnya.
Ia menyebut, Mahfud MD semestinya memiliki ikatan rasa dan cinta dengan penderitaan yang dialami rakyat saat ini.
Baca Juga: Jokowi Prediksi Indonesia Rajai Ekonomi Digital, Politisi Demokr: Urus Pandemi Saja Gak Beres
"Prof Mahfud harusnya punya ikatan rasa dan cinta dengan apa yang diderita rakyat saat ini di tengah pembatasan kehidupan." pungkasnya.
Sebelumnya, Mahfud MD menceritakan dirinya yang asyik nonton Ikatan Cinta saat PPKM melalui cuitan di Twitternya Kamis, 15 Juli 2021 malam.
"PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron Ikatan Cinta," begitu cuitan Mahfud MD.
Ia mengaku bahwa sinetron tersebut cukup membuatnya terkesan meskipun alurnya sedikit berputar-putar.
Baca Juga: Jokowi Turunkan BIN Untuk Tangani Covid-19, Rocky Gerung: Orang Bingung Suruh Semua Orang Atasi Pandemi
"Asyik juga sih, meski agak muter-muter," tambah Mahfud.
Namun yang menarik, ia justru menyoroti aspek hukum yang terdapat dalam alur cerita Ikatan Cinta.
Ia yang juga merupakan akademisi hukum mengatakan bahwa salah satu sisi yang menyangkut hukum di dalam sinetron tersebut kurang pas.
"Tapi pemahaman hukum penulis cerita kurang pas," terang dia.
"Sarah yang mengaku dan minta dihukum karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal dalam hukum pidana itu bukan bukti yang kuat," papar dia.
Baca Juga: Bukayo Saka Sebut Platform Medsos Belum Serius Cegah Pelecehan
Selain itu, juga menyoroti soal salah satu tokoh dalam sinetron yang meminta dihukum tidak serta merta dapat dilakukan penahanan.
"Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, ubu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa.
"Lah dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas," pungkasnya.***
