GALAJABAR - Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi menyoroti produksi laptop buatan dalam negeri yang bernama Laptop Merah Putih.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, Laptop Merah Putih merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam negeri.
Dalam keterangannya, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp17,42 triliun untuk penggunaan produk TIK dalam negeri pada bidang pendidikan melalui pengadaan barang lokal hingga 2024.
Pemerintah diketahui telah mengalokasikan dana Rp 2,4 triliun untuk pengadaan 240 ribu laptop pelajar alias Laptop Merah Putih pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Artinya satu unit laptop yang dibagikan akan seharga Rp 10 juta.
Laptop tersebut akan dikembangkan oleh konsorium industri lokal bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menanggapi hal itu, Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi mengatakan pengadaan laptop merah putih harus transparan. Hal itu disampaikan Hilmi melalui cuitan di akun Twitternya @Hilmi28 pada 30 Juli 2021.
"Pengadaan laptop merah putih hrs benar2 transparan. Jgn ada markup atau biaya2 siluman lainnya. Kasus Korupsi Bansos ckp jd pelajaran," cuit Hilmi dikutip Galamedia, Sabtu, 31 Juli 2021.
Hilmi meminta masyarakat dan lembaga pemerntah ikut mengawasi pembuatan laptop merah putih ini. "Mari semua lembaga pemerintah maupun NGO jg masyarakat ikut mengawasi. Jgn sampai nama merah putih mlh jd ladang korupsi," sambungnya.