Dengan pengumuman ini, seolah Jokowi mengamini bahwa pertumbuhan ekonomi yang meroket itu hanya fatamorgana saja. Terlebih, di saat ekonomi meroket, angka kemiskinan terus meningkat.
Sehingga Iwan menjelaskan, jika proyeksi ekonomi diturunkan menjadi 5% saja di tahun 2022, maka akan sulit kemiskinan berkurang.
“Realisasi pertumbuhan 7,07 persen saja angka kemiskinan meningkat,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi di semester II-2021 sebesar 7,07 persen year on year (yoy).
Baca Juga: Intip Moment Bridal Shower Lesti Kejora Dikelilingi Sahabat Jelang Pernikahannya dengan Rizky Billar
Angka ini tentu lebih tinggi dari semester I tahun ini yang minus 0,74 persen yoy, bahkan secara tahunan pada kuartal II-2021 ekonomi kontraksi hingga minus 5,34 persen yoy. ***