Pesanan Vaksin Nusantara Dibantah Dubes RI, Dokter Indonesia Bersatu Singgung Kerja Sama ‘Prank’ dengan Jerman

- 28 Agustus 2021, 18:02 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat mendapat suntikan Vaksin Nusantara dari Terawan Agus Putranto.
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat mendapat suntikan Vaksin Nusantara dari Terawan Agus Putranto. /Instagram Moeldoko/
GALAJABAR – Duta Besar Republik Indonesia (RI) di Ankara, Turki, Lalu Muhamad Iqbal turut menanggapi soal kabar ketertarikan pemerintah Turki terhadap Vaksin Nusantara.

Iqbal menyebut, pemerintah Turki tidak sama sekali memesan atau membeli Vaksin Nusantara.

“Tidak ada,” kata Iqbal, Jumat, 27 Agustus 2021.

Menurutnya, apabila pemerintah Turki akan memesan Vaksin Nusantara, maka dirinya akan menjadi WNI pertama yang akan mengetahui kabar tersebut.
 
Baca Juga: Kurangi dari Sekarang! Ini 5 Efek Samping Jika Terlalu Banyak Konsumsi Micin, Salah Satunya Bisa Depresi

“Kalau pemerintah yang mau beli, pasti saya orang Indonesia pertama yang dikasih tahu,” tegasnya.

Senada dengan Iqbal, Siti Nadia Tarmidzi mengaku jika Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak menerima informasi terkait ketertarikan Turki terhadap Vaksin Nusantara.

“Kami belum terinfo soal ini (ketertarikan Turki terhadap Vaksin Nusantara),” ucap Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes itu, Jumat, 27 Agustus 2021.
 
Baca Juga: Kepala DLH Kabupaten Bandung: Pengelolaan Sampah Dibutuhkan Banyak Upaya dan Strategi

Maka dari itu, Nadia mengimbau masyarakat Indonesia untuk mengecek kebenaran kabar tersebut ke tim peneliti Vaksin Nusantara.

“Mungkin bisa dicek langsung ke tim Vaksin Nusantara di RSPAD,” imbau Nadia.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana Chaniago menyebut keberadaan kabar tersebut telah membuat kecewa masyarakat yang tertarik dengan Vaksin Nusantara.
 
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 28 Agustus 2021: Nino Minta Andin Jelaskan Soal Identitas Reyna yang Sebenarnya

Di sisi lain, dr Eva Sri Diana Chaniago juga menyinggung soal kerjasama ‘prank’ dengan Jerman.

“Prank lagi kan. Seperti yang katanya dulu kerjasama beliau dengan Jerman. Taunya hanya,” cuitnya, seperti dikutip galajabar, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Kerja sama ‘prank’ yang dimaksud dr Eva Sri Diana Chaniago ialah kerja sama antara dr Terawan Agus Putranto dengan Rumah Sakit Krankenhaus Nordwest Jerman, 17 April 2018 silam.
 
Baca Juga: Hukuman Djoko Tjandra Dipangkas, Tokoh NU: Hukum di Indonesia Sedang Sakit Parah

Di Jerman, dr Terawan mengaku telah mengenalkan hasil temuannya berupa metode Digital Substraction Angiography (DSA).***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x