Terkait Santri Tutup Telinga saat Dengar Musik, Cholil Nafis: Yang Terpapar Radikalisme yang Nyinyir

- 17 September 2021, 08:17 WIB
KH Cholil Nafis.
KH Cholil Nafis. /antaranews.com/Denpasar Update

GALAJABAR - Viralnya video sekumpulan santri yang menutup telinga ketika mendengar musik di media sosial masih menjadi perbincangan masyarakat luas.

Diketahui, para santri tersebut adalah para penghafal Al Quran. Mereka dijadwalkan untuk mengikuti vaksinasi oleh guru di pondok pesantrennya.

Yang membuatnya menjadi viral adalah ketika para santri ini mengantre untuk mendapatkan vaksin, pihak penyelenggara ternyata menyetel sebuah musik.

Oleh karena itu, para santri pun akhirnya duduk sambil menutup telinganya masing-masing.

Baca Juga: Resmi! 10+ Kode Reedem FF 17 September 2021, Klaim untuk Dapatkan Ribuan Diamond dan Hadiah Lainnya!

Tak sedikit orang yang memberikan label atau cap radikal kepada para santri tersebut karena enggan mendengarkan musik atau lagu.

Akibat viralnya video para santri tersebut beberapa tokoh besar pun turut memberikan pandangannya.

Salah satu tokoh yang memberikan pendapatnya terkait santri yang menutup telinga ketika mendengar musik adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis.

Melalui akun media sosial Twitter miliknya, Ketua MUI itu memaparkan pendapatnya terkait santri-santri tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 17 September 2021: Aduh, Ternyata Salah Satu Bodyguard Al adalah Pengkhianat

Menurut Cholil Nafis, hingga saat ini hukum terkait mendengarkan musik atau lagu masih menimbulkan perbedaan pendapat ulama.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa sah-sah saja bagi yang tidak ingin mendengarkan musik, begitu pula sebaliknya asal tidak memaksa yang lain.

"Hukum musik memang jadi perbedaan pendapat ulama," ungkap Cholil Nafis dikutip Galamedia dari akun media sosial Twitternya.

"Jadi yg tak mau dengerin atau mau dengerin musik ya sah2 aja asal jgn maksa yg lain," paparnya.

Baca Juga: Aman! SPBU di Kota Cimahi Tak Ada yang Nakal

Ketua MUI itu lalu mengatakan, bahwa yang lebih buruk lagu adalah orang-orang yang malah nyinyir kepada para santri yang menutup telinganya.

"Yg lebih buruk adlh nyinyir pd santri yg menutup kupingnya dan malah orang lain yg panas kupingnya," katanya.

Cholil Nafis bahkan sampai mengatakan bahwa yang sebenarnya terpapar radikalisme adalah orang-orang yang nyinyir.

"Ini yg terpapar radikalisme itu yg nyinyir," imbuhnya.

Baca Juga: Tokoh Tionghoa Berani Jamin Anies Tak Korupsi, Refly Harun: Kalo Dia Korupsi, Saya Bakal Kecewa

Pasalnya, video santri menutup telinga itu pertama kali dibagikan oleh Politikus yang juga Stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi), Diaz Hendropriyono.

"Sementara itu….. Kasian, dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There’s nothing wrong to have a bit of fun!!" tulis Diaz dalam kolom keterangan unggahannya.

Tak hanya itu, Diaz juga mengunggah video lain menunjukkan orang arab sedang menari perut disertai musik.

Video tersebut diduga menyindir aksi santri yang spontan menutup telinga kala mendengar alunan musik.

Lalu unggahan tersebut pun dikomentari oleh Youtuber Deddy Corbuzier. Komentar Deddy pun dinilai bernada negatif.

"Mungkin mereka lagi pakai airpod... Terganggu.. Ye kaaaan," ujar Deddy menanggapi.

Sontak, komentar keduanya mendapat reaksi keras dari warganet di media sosial.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah