Network
GALAJABAR– Politisi Partai Demokrat, Abdullah Rasyid melalui akun Twitternya menyinggung soal kinerja PolsteRp.
Menurutnya, kinerja PolsteRp ada sangkut-pautnya dengan hasil survei yang baru saja dirilis oleh salah satu lembaga survei ternama di Indonesia.
Hasil survei tersebut mengklaim sejumlah informasi menarik, diantaranya sebagai berikut.
Baca Juga: Resep Nasi Kebuli Ayam ala Timur Tengah yang Simpel dan Laziz
1. Presiden Joko Widodo (Jokowi) disukai 72 persen responden.
2. Polri disukai 80 persen responden.
3. Menteri Sosial Tri Rismaharini disukai 12,5 persen responden hingga dinobatkan sebagai menteri paling disukai.
“Kerjaan PolsteRp. Jika Jokowi disukai 72%, Polri disukai 80%, Risma disukai 12,5% atau sebagai menteri paling disukai,” ujar Abdullah Rasyid, Senin, 6 Desember 2021.
Baca Juga: Babak 8 Besar Liga 2 Siap Digelar dengan Penonton Terbatas, PSSI Undang Perwakilan Suporter
“Menurut klean yang disurvei lembaga-lembaga gaje ini siapa? Manusia berbentuk apa?,” sambungnya.
Di samping itu, Kepala Biro DPP Partai Demokrat itu juga mengutip ucapan Menteri Penerangan Publik dan Propaganda Nazi, Paul Joseph Goebbels yang membahas soal kebohongan.
“Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya bahwa kebohongan tersebut adalah sebuah kebenaran,” demikian isi kutipan ucapan Paul Joseph Goebbels.
Baca Juga: Di Cimahi Cabai Rawit Merah Dijual Rp80 Ribu Per Kilogram, Pedagang Prediksi Bakal Terus Naik
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei soal tingkat kepuasaan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Dalam hasil survei tersebut, Presiden Jokowi berhasil meraih tingkat kepuasaan masyarakat hingga menembus angka 72 persen.
Hasil survei tersebut diperoleh melalui skema tatap muka dengan 2.020 responden pada 2-6 November 2021.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Drama Jepang Romantis yang Bisa Menghangatkanmu
Di sisi lain, hasil survei tersebut juga memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan margin of error sebesar 2,9 persen. ***
