GALAJABAR - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mendorong penguatan kesiapsiagaan sebagai masyarakat Indonesia yang hidup di negara yang rawan bencana.
Pasalnya, wilayah Indonesia digolongkan sebagai sabuk api yang memang mempunyai potensi bencana baik kegempaan, gunung meletus, tsunami maupun hidrometeorologi. Oleh karenanya, masyarakat harus memahami itu dan membangun kesiapsiagaan terhadap bencana.
"Kita tidak bisa mengandaikan kita menahan bencana atau lari dari bencana tapi bagaimana cara kita menghadapi bencana baik dengan disiplin protokol terhadap kebencanaan plus kemampuan teknologi kita," kata Bambang tengah pekan lalu.
Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Bandung Senin 5 Oktober 2020, Tetap Taat Protokol Kesehatan Saat Antre
Upaya mitigasi bencana juga dibangun dari pengetahuan yang komprehensif dan utuh. Oleh karenanya, berbagai hasil penelitian tentang potensi kebencanaan di Indonesia atau publikasi akademik ingin menciptakan atau memberikan pengetahuan yang sebesar-besarnya.
Dengan pengetahuan yang lengkap, masyarakat tidak abai terhadap potensi bencana tetapi menjadi lebih waspada dan siap siaga.
"Kombinasi dari pengetahuan dan kesadaran inilah yang menurut saya bisa menjadi senjata kita untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Baca Juga: Aston Villa vs Liverpool: 7 Gol ke Gawang Adrian, Hanya Dibalas 2 Gol
Bambang mengatakan, belum ada metodologi, model atau pendekatan untuk memprediksi gempa baik tentang kapan dan di mana gempa akan terjadi serta kedalaman dan kekuatan gempa tersebut.
"Daripada kita panik berlebihan terhadap kemungkinan terhadap potensi bencana lebih baik kita mengantisipasi dalam bentuk kesiapsiagaan," tuturnya.***