Syafaruddin: Pengembangan Tanaman Obat dan Fungsional Menjadi Peluang Bisnis di Tengah Pandemi

- 6 Oktober 2020, 16:09 WIB
Daun kayu putih.
Daun kayu putih. /PIXABAY/Abeldomi

 

GALAJABAR -  Pandemi Covid-19 membawa hikmah tersendiri bagi yang jeli melihatnya. Seperti yang diungkapkan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) Kementerian Pertanian, Syafaruddin.

Menurut Syafaruddin yang dikutip Galajabar dari Antaranews, pengembangan tanaman obat dan tanaman fungsional menjadi peluang bisnis di tengah merebaknya virus corona saat ini.

"Ada kesempatan yang terbuka luas bagi Indonesia untuk mengembangkan tanaman obat dan tanaman fungsional, mengingat Indonesia memiliki banyak potensi di bidang itu," ungkapnya saat menjadi pemateri kunci dalam kegiatan The International Conference on Agricultureand Life Sciences (ICALS) 2020 yang digelar oleh Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur, secara daring, Senin, 5 Oktober 2020.

Baca Juga: Zizy, Anak Mata Biru dari Pekanbaru

Menurutnya, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak masih menjadi langkah pencegahan yang terbaik, sambil memperkuat daya tahan tubuh atau imunitas.

"Penguatan imunitas itu bisa diraih dengan berbagai cara di antaranya dengan mengkonsumsi makanan sehat, jamu, dan makanan fungsional lainnya," ungkapnya.


Menurutnya, institusi yang dipimpinnya sering meneliti berbagai tanaman yang potensial menjadi obat maupun penambah daya tahan tubuh menghadapi Covid-19.

Baca Juga: Instagram Luncurkan Fitur Shopping

Apalagi, Indonesia memiliki banyak tanaman yang memiliki kandungan antioksidan, anti infeksi, dan kaya vitamin C, seperti kayu putih, wijen, virgin coconut oil dari kelapa serta tanaman rosell.

Puslitbangbun, imbuhnya, melalui berbagai pusat penelitian di Indonesia, meneliti dan mengembangkan tanaman fungsional seperti beras merah dan beras hitam, jagung jingga, jagung pulut, ubi oranye, kopi, dan coeklat yang terbukti memiliki kandungan antioksidan.

Ia menyatakan, pengembangan itu harus didukung dengan edukasi kepada khalayak mengenai manfaat tanaman-tanaman tersebut.

Baca Juga: UFC 254: Gaethje Siap Rebut Sabuk Juara Nurmagomedov

Ia mencontohkan cokelat, yang baik bagi kesehatan hati jika dikonsumsi dengan tepat. Namun, ia tidak menganjurkan mengonsumsi produk cokelat di pasaran yang umumnya memiliki kandungan gula yang tinggi.

Narasumber lainnya, Rika Terano dari Tokyo Agriculture University, menyatakan pemerintah Jepang juga melakukan hal serupa. Negeri Matahari Terbit itu juga mempopulerkan tanaman obat dan tanaman fungsional bagi kesehatan di masa pandemi Covid-19.

Rika menyatakan, Covid-19 memukul sektor pertanian Jepang yang memperoleh pemasukan dari hasil menjual produksi dan pariwisata pertanian.

Baca Juga: Selamat Tinggal Sicaplang, Tak Lagi Catat Pelanggaran Protokol Kesehatan

"Sejak pandemi melanda, maka jumlah wistawan yang mengunjungi lahan-lahan pertanian di Jepang anjlok hingga 90 persen," ungkapnya.

Oleh karena itu, pemerintah Jepang segera melakukan berbagai hal. Antara lain memberikan subsidi bagi petani dan pengusaha wisata pertanian, menggerakkan bisnis daring, kampanye wisata pertanian dengan protokol kesehatan, dan promosi mengenai tanaman fungsional sebagai bahan makanan sehat.

"Promosi tanaman fungsional sebagai bahan makanan sehat itu berdasarkan riset dimana kebiasaan konsumsi warga Jepang berubah di kala pandemi Covid-19," ujarnya.

Baca Juga: Di Tengah Pro-Kontra Pengesahan RUU Cipta Kerja, Indeks Harga Saham Gabungan Justru Menguat

Warga Jepang, imbuhnya, menjadi lebih cermat melihat kandungan gizi sebuah bahan makanan, mempraktikkan cara memasak sehat dan lebih suka memasak di rumah karena enggan makan di restoran atau warung sebab khawatir tertular virus corona.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x