Pemerintah Gelontorkan Rp 695,2 triliun untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional

- 23 Oktober 2020, 12:52 WIB
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. /Instagram/ @smindrawati

GALAJABAR - Pandemi Covid-19 mengancam perekonomian bagi lebih dari 210 negara di dunia, termasuk Indonesia. Menghadapi kondisi seperti itu. pemerintah akan memaksimalkan penggunaan APBN dalam memberikan respons terhadap dampak yang ditimbulkannya secara adaptif dan tepat waktu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia yang turut mengalami kontraksi ekonomi mencapai 5,32 persen pada kuartal II juga terus mempersiapkan tindakan dan kebijakan untuk memperbaikinya.

"Dalam menghadapi suasana tantangan kesehatan yang berakibat pada kondisi sosial serta ekonomi, maka pemerintah harus segera melakukan tindakan-tindakan," katanya dalam acara Spectaxcular di Jakarta, Jumat 23 Oktober 2020.

Baca Juga: Jokowi Minta Pemerintah Daerah Percepat Penyerapan APBD dan Sebarkan Virus Optimisme

Seperti dikutip galajabar dari Antara, Sri Mulyani menyebutkan salah satu tindakan pemerintah adalah mengalokasikan sebagian dana APBN sebesar Rp 695,2 triliun ke dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Total anggaran itu terdiri atas kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, UMKM Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun, serta sektoral K/L dan pemda Rp 106,11 triliun.

Minimalkan kontraksi ekonomi

Sri Mulyani menegaskan melalui anggaran PEN harus menghasilkan ouput perbaikan seperti meminimalkan kontraksi ekonomi, pemberian bantuan, serta menyelamatkan masyarakat dari ancaman krisis kesehatan.

Baca Juga: Bung Tomo, Sosok di Balik Hari Pahlawan Hingga Dipenjara oleh Soeharto

"Karena, dalam situasi yang sulit ini justru instrumen APBN itu menjadi andalan yang luar biasa penting," ujarnya

Ia menambahkan, pemerintah akan terus menggunakan instrumen fiskal APBN untuk bisa merespons secara adaptif dan tepat waktu.

Ia menjelaskan seluruh kegiatan masyarakat mulai dari ekonomi, sosial, bahkan di bidang kesehatan telah berubah sangat drastis dan nyaris terhenti sehingga terjadi kontraksi yang sangat dalam.

Baca Juga: Man United vs Chelsea Bakal Panaskan Akhir Pekan, Berikut Jadwal Lengkap Liga Inggris

"Ekonomi-ekonomi dunia pada kuartal kedua sebagian besar mengalami kontraksi sangat dalam. Oleh karena itu, keseluruhan proyeksi ekonomi juga akan menurun," ujarnya.

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah