GALAJABAR - Rekonsiliasi bisa terjadi dengan syarat tidak ada kecurangan. Demikian yang dikatakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab mengenai kemungkinan melakukan rekonsiliasi dengan pemerintah, Selasa, 10 November 2020.
"Kalau ada mengatakan, Habib Rizieq, bisakah ke depan ini kita melakukan rekonsiliasi? Saya katakan sekali lagi, rekonsiliasi hanya bisa berdiri atas dasar niat dan tekad yang baik," kata Rizieq dikutip dari RRI.
Sebaliknya bila pemerintah terus melakukan kezaliman kepada rakyat, ia menegaskan tidak akan ada rekonsiliasi.
Baca Juga: Inilah Sebabnya Fadli Zon Mendukung Penggantian Nama Jawa Barat Menjadi Provinsi Sunda...
"Tapi kalau rekonsiliasi berdiri atas dasar kecurangan kezaliman, kejahatan, tidak mungkin. Tidak ada rekonsiliasi," ujarnya.
Habib Rizieq Shihab menyatakan, ia akan mengkritik perlakuan buruk pemerintah. Namun, ia juga akan memberikan apresiasi bila pemerintah bersikap baik. Ini adalah sikap objektif.
"Selama pemerintah baik, kita akan apresiasi. Kita akan terima kasih. Tapi kalau mereka membuat aturan-aturan yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang menghancurkan akhlak, wajib untuk kita lawan," ungkapnya.
Baca Juga: Oded: Permasalahan Banjir dan Sampah Dua Hal yang Saling Berkaitan
Seperti diberitakan, Habib Rizieq Shihab akhirnya pulang ke Tanah Air setelah selama tiga tahun berada di Arab Saudi. Ia berangkat menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa sekitar pukul 08.30 WIB, dan langsung menuju kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat. ***