Terungkap, Kebiasaan Merokok yang Sudah Dilakukan Sejak Anak-anak Ternyata Lebih Sulit Jika Ingin Berhenti

1 Juni 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi menolak tawaran rokok. /Pixabay/ @Tumisu

GALAJABAR - Dampak kecanduan nikotin pada rokok, ternyata lebih kuat dirasakan anak-anak dan remaja dibandingkan orang dewasa.

Karenanya jika sejak anak-anak dan remaja sudah merokok, akan lebih sulit berhenti dibandingkan orang dewasa.

Spesialis penyakit dalam dr. Pandang Tedi Adriyanto, M.Sc, Sp.PD, FINASIM dari Universitas Gadjah Mada menjelaskan, kandungan kimia dalam rokok sangat berbahaya. Salah satu kandungan kimia tersebut adalah nikotin yang bisa menimbulkan kecanduan.

Baca Juga: Deretan BUMN yang Paling Menguntungkan di Indonesia, 3 BUMN Ternyata Bank

"Semakin dini mulai merokok, maka akan semakin sulit untuk berhenti. Kecanduan rokok bisa menjadi pintu gerbang untuk mencoba narkoba jenis lainnya," katanya seperti dilansirkan Antara, Selasa 1 Juni 2021.

Dijelaskannya, semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar pula risiko kerusakan organ paru-paru dan organ lain seperti pembuluh darah dan jantung.

Ia juga mengingatkan bahaya paparan nikotin terhadap tumbuh kembang anak, yakni gangguan kecerdasan dan tingkah laku hingga gangguan konsentrasi karena ada kerusakan pada korteks cerebri.

Baca Juga: Aksi Bunuh Diri Hebohkan Pengunjung Pusat Perbelanjaan Kings Shoping Center

Karena itu, orangtua harus menyadari kebiasaan merokok tak cuma berdampak buruk bagi diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, termasuk buah hati mereka.

"Bahkan anak dalam kandungan bisa disebut menjadi perokok pasif bila ibu yang mengandungnya merokok saat hamil," katanya.

Sementara itu Kementerian Kesehatan mencanangkan sebanyak 5 juta orang berhenti dari kebiasaan merokok melalui serangkaian program kerja yang digaungkan pada peringatan Hati Tembakau Sedunia 2021 yang jatuh pada 31 Mei.

Baca Juga: Begini Cara Beda Rayakan Hari Lahir Pancasila, Lewat Pantun dan Cocok Untuk Medsos

Prevalensi perokok pada kelompok usia anak-anak 10-18 tahun, meningkat 7,2 persen 2013 menjadi 9,1 hingga 2018.

Kebiasaan merokok menyumbang presentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi, sebab merokok menyebabkan banyak penyakit tidak menular yang berhubungan erat dengan merokok seperti kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit paru oktsotivcoronis, stroke, serta penyakit yang berhubungan dengan kanker lainnya.

Pada 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan penggunaan tembakau membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun yang terdiri atas 7 juta orang pengguna aktif tembakau, sedangkan 1,2 juta orang merupakan perokok pasif.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler