Apa Bedanya Salat Jenazah dengan Salat Gaib? Ini Niat dan Tata Cara Mengerjakannya

3 Juni 2022, 14:40 WIB
Apa Bedanya Sholat Jenazah dengan Sholat Gaib? Ini Niat dan Tata Cara Mengerjakannya. /pexels.com/RODNAE Productions

GALAJABAR - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar  mengajak masyarakat untuk melaksanakan salat ghaib, setelah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebutkan sudah mengikhlaskan dan meyakini putranya, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril sudah meninggal dunia karena tenggelam.

Hal itu terungkap dalam surat berisi seruan salat ghaib yang dikeluarkan oleh MUI Jabar, hari ini, Kamis, 2 Juni 2022. Surat ditandatangani Ketua Umum MUI Jabar Rachmat Syafei dan Sekum MUI Jabar Rafani Achyar.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Swiss juga menyampaikan bahwa pihak otoritas setempat sudah mengubah status pencarian Eril dari yang tadinya berstatus orang hilang menjadi orang tenggelam.

Baca Juga: Momen Haru Saat Ridwan Kamil Lantunkan Azan di Sungai Aare Sebelum Pulang ke Indonesia

Lalu apa itu salat gaib? Dan, apa perbedaannya dengan salat jenazah? Berikut Galajabar akan memberikan informasinya.

Seperti dimaklumi, orang meninggal dalam ajaran Islam harus disalatkan (salat Jenazah), setelah dimandikan dan dikafani sebelum dikubur. Hukum salat ini adalah fardhu kifayah.

Tujuan salat jenazah agak berbeda dengan salat fardhu, meski sama-sama diwajibkan dan tentu merupakan ibadah yang berpahala. Perbedaan itu terletak pada tujuan.

Salat fardhu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) dan berzikir (mengingat) kepada Allah. Sedangkan salat jenazah lebih dimaksudkan untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar mendapatkan ampunan dan kehidupan yang berbahagia di alam kubur dan akhirat.

Baca Juga: Innalillahi Wainnailaihi Rajiun Keluarga Ridwan Kamil Nyatakan Eril Sudah Meninggal Dunia karena Tenggelam

Karena itu, mendoakan mayat menjadi salah satu rukunnya. Perbedaan tujuan menimbulkan perbedaan cara pelaksanaan. Dalam salat jenazah tidak ada ruku’, sujud, i’tidal, dan lain-lain.

Hukum melakukan salat gaib adalah fardhu kifayah, yang berarti salat gaib merupakan kewajiban yang ditujukan bagi orang banyak.

Apabila sebagian orang telah melaksanakannya, maka gugur kewajiban bagi lainnya untuk melakukan salat gaib.

Salat gaib dapat dilaksanakan secara berjamaah di masjid ataupun sendiri di rumah masing-masing.

Baca Juga: Kapan Gaji ke-13 PNS Cair? Simak Informasi, Tanggal, dan Besaran Gaji di Sini

Dalam salat jenazah, jenazah akan ditempatkan di depan orang-orang yang salat dalam keadaan suci setelah dimandikan dan dikafani.

Berbeda dengan salat gaib. Pada salat gaib tidak ada jenazah di depan orang yang salat. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti jauhnya lokasi tempat disemayamkannya jenazah, hingga kondisi jenazah yang belum ditemukan keberadaannya.

Selain itu, jika pada salat jenazah wajib dilakukan secara berjamaah, maka pada salat gaib dapat dilakukan secara berjamaah atau sendiri (munfarid). Dengan begitu, setiap orang bisa melakukan salat gaib di mana pun dan kapan pun tanpa adanya batasan.

Baca Juga: Musisi AB Berusia 48 Tahun Dicokok Polisi Karena Dugaan Keterlibatan Narkoba

Niat Salat Gaib

Sebelum melaksanakan salat gaib, umat muslim dapat membaca niat salat gaib terlebih dahulu. Niat salat gaib berbeda-beda seiring dengan perbedaan jenis kelamin jenazah, menjadi makmum/imam, atau salat sendiri.

Jenazah laki-laki, maka bacaan niatnya:

“Ushallî ‘alâ mayyiti (fulân) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.”

Artinya, “Saya menyalati jenazah (nama) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Jenazah perempuan, maka bacaan niatnya:

Ushalli ‘ala mayyitati ‘fulanah’ al-ghaibati arba’a takbiratin fardhal kifayâti imaman/ma’muman lillahi ta’ala.”

Artinya, “Saya menyalati jenazah (nama) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Hari Jumat 3 Juni 2022, Antam dan UBS Kompak Naik, Berikut Rinciannya

Jika jenazahnya merupakan dua laki-laki atau satu laki-laki dan satu perempuan atau dua perempuan, maka bacaan niatnya:

“Ushallî ‘alâ mayyitaini/mayyitataini ‘Fulânin wa Fulânin—Fulân wa Fulânah/Fulanâh wa Fulânah’ al-ghaibaini/al-ghaibataini arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.”

Artinya, “Saya menyolati dua jenazah (nama) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Baca Juga: Ikuti Seruan MUI Jabar, Masjid Al Ukhuwah Gelat Sholat Ghaib untuk Eril

Jika jenazahnya banyak seperti korban bencana alam, maka bacaan niatnya:

“Ushallî ‘alâ jamî’i mautâ qaryati kadzâl ghaibînal muslimîna arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman/ma’mûman lillâhi ta’âlâ.”

Artinya, “Saya menyalati seluruh umat muslim yang jadi korban  di desa (nama desanya) yang berada di tempat lain empat takbir dengan hukum fardhu kifâyah sebagai imam/makmum karena Allah ta’âlâ.”

Tata Cara Melakukan Salat Gaib

Sama seperti salat jenazah, salat gaib dilakukan dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud. Untuk pelaksanaan salat gaib, berikut tata cara melaksanakannya:

  1. Berdiri bila mampu

Jika salat lima waktu dilakukan mulai berdiri, rukuk, sujud, hingga duduk, salat jenazah dilakukan hanya dengan berdiri, tanpa rukuk dan sujud.

Baca Juga: Ridwan Kamil Sudah Iklhaskan Eril, Ini Surat Lengkap Seruan Sholat Ghaib MUI Jabar

Namun demikian, Allah memudahkan siapa pun yang tak mampu berdiri (karena sakit, cacat, atau karena hal lain) agar bisa melaksanakan salat dengan posisi duduk, tidur, atau disesuaikan dengan cara yang mampu dilakukannya.

Jika melakukan salat gaib secara jamaah, maka imam disunahkan maju di depan para makmum. Akan tetapi, jika para makmum tidak mendapatkan tempat yang cukup, boleh bagi mereka untuk berbaris di sebelah kanan atau kiri imam.

  1. Niat

Niat dilakukan sebaiknya diucapkan dalam hati dengan sepenuh hati. Bacaan niat sendiri juga ada yang memperbolehkan tidak dilafalkan karena pada dasarnya, niat itu datangnya dari dalam diri.

Niat disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah dan namanya.

Baca Juga: Lokasi Mobil SIM Keliling Polres Cimahi Hari Jumat 3 Juni 2022 Ada di Padalarang

  1. Takbir pertama, kemudian membaca Surat Al-Fatihah

Setelah takbir pertama yang merupakan takbiratul ihram, selanjutnya adalah membaca Surat Al-Fatihah yang didahului dengan bacaan Ta’awudz.

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lillahi rabbil 'alamiin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepadanya, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bandung Hari Jumat 3 Juni 2022 Hadir di Soreang dan Baleendah

  1. Takbir kedua, kemudian membaca selawat nabi

Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan lagi bacaan takbir dan kemudian membaca selawat nabi sebagaimana bacaan dalam Tasyahud dalam salat lima waktu

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana yang Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana yang Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Baca Juga: Belum Ada Kepastian Program Transmigrasi Dibuka, Pemkot Cimahi Gali Animo Masyarakat

Atau diperbolehkan juga untuk menyingkat bacaannya dengan sebagai berikut:

Allohumma solli 'alaa Muhammad.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad.”

  1. Takbir ketiga, kemudian mendoakan jenazah

Hal yang dilakukan selanjutnya setelah takbir ketiga adalah membaca doa untuk jenazah. Adapun doa ini mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, disesuaikan dengan jenis kelaminnya. Doa untuk jenazah laki-laki adalah sebagai berikut:

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, sayangilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran. Ganti rumahnya (di dunia) dengan rumah yang lebih baik (di akhirat) serta gantilah keluarganya di dunia dengan keluarga yang lebih baik, dan istri di dunia dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam jannah (surga) dan lindungilah ia dari siksa kubur.”

Baca Juga: Belum Ada Kepastian Program Transmigrasi Dibuka, Pemkot Cimahi Gali Animo Masyarakat

  1. Takbir keempat, lalu salam

Setelah takbir keempat, hendaknya jemaah salat diam sejenak sebelum kemudian mengucapkan salam satu kali ke arah kanan berdasarkan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Diperbolehkan juga untuk menambah salam yang kedua ke arah kiri.

Nah, itulah perbedaan salat jenazah dan salat gaib, semoga informasi ini dapat bermanfaat.***

 

Editor: Noval Anwari Faiz

Tags

Terkini

Terpopuler