Belum Ada Kepastian Program Transmigrasi Dibuka, Pemkot Cimahi Gali Animo Masyarakat

- 2 Juni 2022, 20:02 WIB
Disnaker Kota Cimahi menggelar Sosialisasi Transmigrasi Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung di LPK Henny's Jalan Pesantren, Kecamatan Cimahi Utara, Senin (30/5) kemarin
Disnaker Kota Cimahi menggelar Sosialisasi Transmigrasi Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung di LPK Henny's Jalan Pesantren, Kecamatan Cimahi Utara, Senin (30/5) kemarin /Laksmi Sri Sundari/Galajabar/
GALAJABAR - Meski belum ada kepastian kapan program transmigrasi kembali akan di buka, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) tetap melakukan berbagai persiapan, salah satunya dengan menggelar Sosialisasi Transmigrasi Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung di LPK Henny's Jalan Pesantren, Kecamatan Cimahi Utara pada Senin (30/5/2022).
 
Tujuan digelarnya sosialisasi tersebut adalah untuk mencari animo masyarakat untuk bertransmigrasi.
 
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh 15 orang yang mewakili beberapa unsur masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan  PKK.
 
 
"Iya hari Senin kemarin kita mengadakan sosialisasi transmigrasi. Kita bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat. Pesertanya 15 orang, mewakili beberapa unsur masyarakat. Kami mengundang perwakilan dari  beberapa kelurahan saja yang potensial," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnaker Kota Cimahi, Teja Dahliawati saat dihubungi, Kamis  2 Juni 2022.
 
Sudah beberapa tahun terakhir ini Kota Cimahi  tidak lagi memberangkatkan warganya untuk mengikuti  program transmigrasi. Terakhir memberangkan transmigran tahun 2013. 
 
"Terakhir penempatan tahun 2013 ke Kalimantan Barat sebanyak 14 KK. Sampai saat ini sudah 83 KK yang diberangkatkan dari Kota Cimahi," terangnya.
 
 
Sebangak 83 KK yang ikut program transmigrasi ini tersebar di sejumlah wilayah. "Penempatan tahun 2010 sampai dengan 2013 di Kalimantan Barat, tahun 2007 dan 2008 ke Sumatera Selatan. Sementara tahun 2009 ke Sulawesi Tengah," beber Teja.
 
Menurutnya, rata-rata warga Kota Cimahi yang sudah berangkat transmigrasi masih bertahan, karena mereka sudah nyaman dengan keadaan ekonomi di daerah perantauan.
 
"Dari sisi ekonomi kayaknya lebih nyaman disana, karena  rata-rata yang dikirim sudah punya keahlian," ujarnya.
 
 
Dijelaskannya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika mengikuti program transmigrasi. Diantaranya berkeluarga, berusia antara 18 sampai 50 tahun, belum pernah bertransmigrasi, berbadan sehat, memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia di lokasi tujuan, sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasam antar daerah.
 
"Pengecualian syarat untuk menjadi transmigran, diantaranya pendaftar yang belum berkeluarga sepanjang  memenuhai keahlian khusus seperti tenaga ahli, guru, paramedis, dan rohaniawan. Janda sepanjang mengikutsertakan anak laki-laki dewasa, dan pendaftar yang pernah menjadi transmigran sepanjang alasan meninggalkan lokasi karena kerusuhan sosial dan bencana alam," bebernya.
 
Diakui Teja jika pihaknya belum mengetahui pasti kapan akan memberangkatkan lagi warga untuk bertransmigrasi.
 
 
"Tahun 2022 tidak dapat kuota, dan
Tahun 2023 masih menunggu dari prorinsi dan kementrian," sebutnya.***
 
 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x