12 Kegiatan yang Bikin Kangen di Bulan Ramadhan

11 Maret 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi Ramadhan. /Freepik.com/


GALAJABAR - Bulan Ramadhan segera tiba. Semoga kita semua diberi kesempatan untuk bisa merasakan kembali bulan penuh Rahmat Allah ini.

Terlebih, di bulan Ramadhan banyak kegiatan yang membuat kangen karena sudah lama berlalu. Semoga di tahun ini bisa kembali dilakukan.

Salah satu kegiatan yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan adalah ngabuburit atau mengisi waktu jelang waktu berbuka tiba.

Selain ngabuburit, masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan.

Namun sebaiknya mengisi bulan Ramadhan yang mulia dengan mengerjakan aktivitas yang bermanfaat dan membawa pahala serta kebaikan.

Baca Juga: Kisah Mistis Gunung Salak Jawa Barat, Waspada Wanita Berkebaya Merah, Jin yang Suka Menggoda Pendaki Laki-laki

Melalui artikel kali ini, Galajabar bakal membahas 12 kegiatan yang bisa membuat kangen di bulan Ramadan:

  • Kegiatan Tadarus
  • Kegiatan Membangunkan Sahur
  • Kegiatan Buka Puasa Bersama
  • Kegiatan Sahur On The Road
  • Kegiatan Ngabuburit
  • Kegiatan Bagi-bagi Takjil
  • Kegiatan I’tikaf di Masjid
  • Kegiatan Pesantren Kilat
  • Kegiatan Menonton Kajian Online
  • Kegiatan Safari Ramadhan
  • Kegiatan Takbiran
  • Kegiatan Mudik


1. Kegiatan Ramadhan Tadarus

Di Bulan Ramadhan, semua amal ibadah yang kita lakukan akan berlipat ganda pahalanya, termasuk tadarus Alquran. Manfaat tadarus salah satunya yaitu mendapatkan ilmu pengetahuan lebih banyak tentang Alquran. Anda juga bisa belajar untuk membaca Alquran dan memahami artinya lebih baik dari sebelumnya.

Selain itu, membaca Alquran juga dapat menjadi penenang bagi pembaca dan pendengarnya. Sehingga Anda bisa lebih relaks dan juga bisa menjadi salah satu kegiatan untuk mengistirahatkan diri Anda dari kesibukan duniawi sementara.

Baca Juga: REKOMENDASI 3 Mie Ayam Enak di Bandung, Wisata Kuliner dengan Toping Melimpah, No. 2 Favorit Ariel NOAH

2. Kegiatan Ramadhan Membangunkan Sahur

Pada awal-awal bulan puasa, kegiatan yang satu ini mungkin akan sering dijumpai. Membangunkan sahur menjadi tradisi khas yang lazimnya dilakukan oleh anak-anak hingga remaja laki-laki. Demi membangunkan warga untuk makan sahur agar tak terlewat, mereka menggunakan peralatan yang ada seperti alat masak, gendang, maupun botol plastik, tentunya diikuti dengan suara yang lantang. “Sahuuur… sahuuurrr…”

Tahukah Anda, istilah membangunkan sahur di berbagai daerah punya sebutannya tersendiri. Di Pantai Utara Jawa (Pantura) membangunkan sahur disebut toprekan atau komprekan, sementara di Jakarta dikenal dengan ngarak bedug. Lain lagi, warga Kuningan menyebutnya obrok-burok, sedangkan warga Kalimantan Selatan menyebutnya bagarakan sahur.

Baca Juga: Rekomendasi 4 Tempat Wisata Garut, Ada Taman Air Instagramable sampai Kuliner Enak dan Oleh-Oleh Khas


3. Kegiatan Ramadhan Buka Puasa Bersama

Buka puasa bersama menjadi kegiatan yang seakan tak boleh ketinggalan. Agenda ini menjadi ajang silaturahmi dan reuni dengan anggota keluarga, teman sekolah atau universitas, maupun rekan kerja. Lokasi buka puasa bersama seringnya diadakan di restoran maupun di rumah.

Sekadar tips bagi Anda yang hendak mengadakan buka puasa bersama di rumah, apabila seluruh ruangan akan digunakan sebagai tempat mengobrol, maka keluarkan meja makan dari dalam ruang makan.

Sebagai gantinya, Anda bisa menyusun makanan di meja yang tersedia di dapur. Sementara tetap sediakan meja kecil di dalam ruangan untuk menyajikan menu untuk anak-anak serta kudapan dan es buah.

Baca Juga: Penyelenggara Motor Trail Ranca Upas Dapat Sanksi, Tim IMI Jabar Langsung Diterjunkan

4. Kegiatan Sahur On The Road

Sebenarnya kegiatan yang satu ini dilarang oleh Kepolisian di berbagai daerah. Pasalnya sahur on the road kerap menimbulkan bahaya diantaranya kecelakaan lalu lintas. Akan tetapi, larangan ini sering diabaikan banyak masyarakat utamanya kalangan remaja. Di lain sisi, sahur on the road memang menjadi ajang menebar kebaikan dengan membagikan makanan untuk sahur bagi mereka yang hidup di jalanan.

5. Kegiatan Ngabuburit

Ritual menunggu waktu jelang berbuka puasa atau yang disebut ngabuburit telah menjadi sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia. Umumnya, orang mengisi waktu senggang ini dengan ragam kegiatan. Contohnya berjalan-jalan keluar rumah sembari membeli camilan berbuka atau menunggu di masjid sembari berzikir.

6. Kegiatan Bagi-bagi Takjil

Mengisi Ramadhan dengan kegiatan yang bermanfaat wajib hukumnya. Salah satu yang bisa dikerjakan ialah berbagi takjil kepada mereka yang membutuhkan.

Keutamaan berbagi takjil sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, “Maka barangsiapa memberi makanan pada 36 orang yang berpuasa setiap tahun, maka seakan-akan ia puasa satu tahun (karena kebaikan dilipatgandakan pahalanya sepuluh kali). Dan barang siapa memperbanyak memberi takjil atau makan dan minum orang-orang yang berpuasa atas dasar niat ini, Allah mencatat baginya puasa berabad-abad dan bertahun-tahun”.

7. Kegiatan I’tikaf di Masjid

I’tikaf atau iktikaf di masjid pun termasuk kegiatan Ramadhan yang penuh manfaat dan kebaikan. Memperbanyak i`tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan sangat dianjurkan, seperti riwayat Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah meninggalkan i`tikaf di tanggal-tanggal tersebut. Pasalnya, malam Lailatul Qadar akan turun di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan. Berikut i’tikaf yang dapat membawa sejumlah hikmah diantaranya:

  • Mampu menjernihkan hati
  • Menyibukkan diri secara utuh untuk ketaatan kepada Allah SWT
  • Meniru perilaku malaikat
  • Sebagai upaya mendapatkan Lailatul Qadar

8. Kegiatan Ramadhan Pesantren Kilat

Kegiatan Ramadhan pesantren kilat rutin dilakukan sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Kerap disingkat ‘sanlat’, aktivitas ini bertujuan memberi ruang untuk anak-anak hingga remaja agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan suasana yang tenang, menyenangkan, dan bermanfaat.

Mengikuti pesantren kilat akan membuat anak mampu menjalankan ibadah puasa dengan tepat, mendapatkan banyak ilmu agama dan karakter, hingga mengindarkan dari hal-hal kurang bermanfaat seperti bermain gadget atau menonton televisi.

Istilah membangunkan sahur di berbagai daerah punya sebutannya tersendiri. Warga Kuningan menyebutnya ubrug-ubrug, sedangkan warga Kalimantan Selatan mengenalnya dengan nama bagarakan sahur.

9. Kegiatan Menonton Kajian Online

Perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat terjadinya perubahan dan peningkatan dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang keagamaan salah satunya dakwah dimana kini kita bisa melihat dan mendengar kajian pada ulama secara online.

Mendengar kajian secara langsung tentu akan mendapat pahala, sama halnya dengan mendapat pahala mengaji di bulan ramadhan.

Namun bila Anda tidak sempat menghadiri kajian secara langsung, Anda bisa mengikuti kajian online via zoom atau menonton melalui Youtube.

10. Kegiatan Safari Ramadhan

Safari Ramadhan umumnya dilaksanakan oleh pejabat Pemerintah maupun perusahaan dengan masyarakat. Tujuannya sebagai media sosialisasi program pembangunan yang akan dilaksanakan.

Tak hanya itu, safari Ramadhan juga menjadi wadah menerima saran dan masukan dari masyarakat, serta mendengar isu permasalahan di tengah masyarakat untuk dicari jalan keluarnya.

11. Kegiatan Ramadhan Takbiran

Usai berpuasa selama 30 hari, kegiatan Ramadhan yakni takbiran adalah gong yang ditunggu-tunggu. Takbiran lazimnya diwarnai dengan berkumpul di masjid dan bersama-sama mengucap kalimat takbir yang terdengar ke seluruh kampung lewat pengeras suara. Sementara beberapa orang mengisinya dengan berkeliling kampung membawa beduk.

Di berbagai daerah di Indonesia, malam takbiran dihiasi dengan tradisi yang hanya ada satu tahun sekali. Contohnya di Pontianak, dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri para warga akan menyulut meriam di pinggir Sungai Kapuas.

Bagi warga Bengkulu menyebut malam takbiran dengan nama ronjok sayak. Agenda tersebut diisi dengan menyalakan api melalui tumpukan serabut kelapa setinggi satu meter atau dikenal dengan tradisi bakar gunung api.

12. Kegiatan Ramadhan Mudik

Kegiatan Ramadhan yang terakhir adalah mudik. Mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang merantau di kota dan pulang ke kampung halamannya saat Hari Raya tiba. Meski harus berpacu dengan kondisi lalu lintas yang padat, menempuh waktu belasan jam, hingga harga tiket transportasi yang melambung tinggi, para perantau ini rela melakukan segalanya demi bisa berkumpul bersama keluarga di hari nan fitri nanti.

Tradisi mudik di Indonesia mulai terjadi pada sekitar tahun 1970-1980-an, saat beberapa kota di Indonesia tumbuh menjadi kota besar.

Kota-kota besar ini umumnya dibangun oleh para pendatang yang bermigrasi dari desa ke kota. Ketika Hari Raya Idul Fitri, mereka kembali ke kampung halaman sebagai ajang untuk menunjukkan kesuksesan.***

Editor: Shiddik Zaenudin

Tags

Terkini

Terpopuler