Naskah KULTUM RAMADHAN 2023 Singkat: Rahasia Lailatul Qadar

1 April 2023, 17:15 WIB
Ilustrasi Naskah KULTUM RAMADHAN 2023 Singkat: Rahasia Lailatul Qadar. /rkarkowski/Pixabay

GALAJABAR - Naskah kultum alias ceramah kuliah tujuh menit yang disajikan berikut ini bisa Anda sampaikan selama bulan Ramadhan 2023.

Kultum Ramadhan 2023 ini bisa disampaikan usai sholat fardhu di masjid, atau bahkan pada saat sebelum atau sesudah sholat tarawih. Juga bisa menjadi contoh bagi Anda dan tinggal Anda print atau copy paste.

Tema kultum Ramadhan 2023 kali ini adalah Rahasia Lailatul Qadar. Dalam tema kali ini, banyak rahasia terungkap yang bisa Anda maknai.

Simak berikut ini naskah kultum Ramadhan 2023 singkat yang mengangkat Rahasia Lailatul Qadar. Seperti diketahui bahwa malam Lailatul Qadar menjadi salah satu keutamaan yang hanya ada di bulan Ramadhan.

Baca Juga: JADWAL Buka Puasa Ramadhan 2023 DKI Jakarta Hari Ini

Konon malam Lailatul Qadar nilainya lebih baik dari seribu bulan. Tapi, mendapatkan atau memperoleh malam Lailatul Qadar bukanlah perkara yang mudah. Hanya orang yang beruntung yang dapat memperoleh keutamaan dan nilai dari malam Lailatul Qadar tersebut.

Berikut naskah kultum Ramadhan 2023 dikutip GalaJabar dari Ngaji.Id:

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’ alamin. Wabihi nasta'in ala umuriddunya waddin, wassalatu wassalamu’ala sayyidina muhammadin, wa’ala alihi wa shahbihi ajma'in. Amma ba’du.

Puji serta syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

Tak lupa shalawat serta salam marilah kita curah limpahkan kehadirat nabi Muhammad SAW yang memberikan kita syafaatnya di yaumil akhir.

Maka para jamaah sekalian pada kultum kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang Rahasia Lailatul Qadar.

Semoga anda tidak kehilangan keistimewaan bulan Ramadhan, terlebih kita akan memasuki sepuluh akhir bulan ramadhan. Dalam kaidah kehidupan kita dalam beragama, Nabi kita mengatakan:

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2023 Hari Ini: Metro, Bandar Lampung, Way Kanan, Tanggamus, Mesuji

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيم

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Sehingga akhir Ramadhan menentukan baik-buruknya Ramadhan yang kita lalui. Sudah menjadi kebiasaan Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau setiap memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan:

شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Beliau mengencangkan sarungnya dijelaskan para ulama inayah menjauhi para istrinya, dalam rangka untuk konsen beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memaksimalkan dalam memperbanyak taqorrub kepada Allah Ta’ala.

Menghidupkan malamnya yakni lebih banyak begadang, dalam rangka untuk menghidupkan malam dengan berbagai macam amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, dzikrullah, istighfar dan semisalnya dari amal sholeh, menjadikan kebanyakan malamnya dihidupkan, tidak di posisi mati/tidur, tapi menghidupkan malamnya yaitu dengan memperbanyaj amal-amal sholeh.

Dan membangunkan keluarganya, yang menunjukkan perhatian Rasullullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam kepada keluarganya, agar tidak terluput dari keistimewaan, kebaikan yang banyak di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Karena terlewatkan saat-saat spesial di akhir bulan Ramadhan, sungguh merupakan kerugian yang sangat besar:

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Barangsiapa yang dia terhalang dari kebaikan di malam-malam bulan Ramadhan -terlebih lailatul qadar-, sungguh dia telah terhalang dari kebaikan yang banyak”.

Baca Juga: Memahami Zakat Fitrah yang Wajib Dibayar Saat Ramadhan dan Cara Membayarnya Secara Online

Para jemaah yang dirahmati Allah.

Kebiasaan kita justru akhir Ramadhan, ibaratnya sudah buyar konsentrasi kita berkaitan dengan Ramadhan. Makanan kemudian baju baru dan semua hal yang baru, dalam rangka menyambuth Ramadhan, bahkan membuyarkan konsentrasi di akhir Ramadhan. Ini tentu sangat disayangkan, kesempatan istimewa bisa terlewatkan karena kesibukkan kita seputar masalah itu.

Para jemaah yang dirahmati Allah.

Tentu ini membutuhkan persiapan yang lebih ekstra lagi, seandainya ketika kita memasuki Ramadhan, kita siap-siap masuk Ramadhan dengan segala macam yang harus kita siapkan, ilmu kita, hati kita, konsentrasi kita. Bagaimana kita bisa betul memasuki Ramadhan, sehingga tinggal tancap gas. Maka memasuki era sepuluh terakhir Ramadhan, kita bersiap untuk kedua kali. Karena kita ini akan menanjak lagi, akan masuk wilayah tanjakkan yang mesti lebib ekstra lagi kita siapkan.

Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan.

1. Pancangkan niat, tancapkan niat, ‘saya mesti dapat Lailatul Qadar’, ‘saya harus berusaha keras mendapatkannya!’.

Sehingga apapun yang mesti dilakukan, dia siapkan. Siapkan niat baik-baik, tancapkan niat dalam hati kita.

2. Hendaknya kita semakin membersihkan hati kita. Lambatnya kita beramal, beratnya kita beramal, itu adalah merupakan dampak dari kemaksiatan, maksiat itu akan memberikan noktah hitam, mengotori hati, melambatkan semangat kita beramal sholeh. Maka semakin kita banyak beristigfar, banyak bertaubat, agar Allah Subhanahu wa ta’ala membersihkan hati kita, karena bersihnya hati itu modal yang paling pokok, lincahnya kita mendekat kepada Allah Ta’ala. Ibnu qoyyim berkata:

“Ketauhilah bahwa seorang hamba dalam meniti tangga-tangga menuju Allah Ta’ala dengan hati dan cita-cita kuatnya”.

Baca Juga: Mau Mobil Lebih Hemat BBM Saat Perjalanan Mudik, Ikuti 5 Cara Ini

Niat yang kuat, kemauan yang kuat, cita-cita yang tinggi, kemudian hati kita yang bersih, maka ini merupakan penentu kita, mendapatkan apa yang kita harapkan, kemuliaan yang besar di sisi Allah Ta’ala.

3. Segala kebaikan itu ada di tangan Allah Ta’ala, seandainya bukan karena pertolongan Allah, kita tidak akan bisa berbuat apapun. Maka berdo’alah kepada Allah Ta’ala, hendaklah kita berdo’a Allah Subhanahu wa Ta’ala, mintalah kepada Allah, dengan tangisan hati kita, dengan merendah, dengan penuh harap, dengan merengek, dijauhkan dari yang diharamkan, agar Allah memberikan kepada kita lailatul qadar, memberikan kepada kita maksimal amal di sepuluh malam yang terakhir, memberikan kepada kita yang terbaik pada penutupan Ramadhan.

4. Hendaknya kita benar-benar bersangka baik kepada Allah Ta’ala, kata Allah dalam sebuah hadits qudsi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

“Saya bersama dengan sangkaan hambaku”. (HR. Bukhari)

Bagaimana sangkaan hambaku, aku akan berbuat seperti itu kata Allah. Bersangkalah baik kepada Allah, bahwa Allah akan memberikan dari apa yang kita inginkan, dari seribu bulan, amalan yang lebih baik dari seribu bulan, amalan yang istimewa. Barangsiapa, dia dengan jujur hatinya, bersangka baik kepada Allah, insya Allah Allah pun akan berikan apa yang kita inginkan.

Dan ingatlah:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيم

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Bahwa amal kita selama Ramadhan, akan ditentukan nasibnya pada yang terakhir. Jadikan husnul khotimah Ramadhan anda, jadikan penutupan yang terbaik Ramadhan anda.

Semoga Allah mewujudkan cita-cita anda, dan cita-cita kita semuanya. Hanya Allah kita berharap, dan Allah yang bisa mewujudkan semua harapan kita.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh."

Semoga bermanfa’at.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler