Sejarah Berdirinya Kabupaten Sumedang

- 24 Maret 2021, 11:33 WIB
Logo Pemkab Sumedang
Logo Pemkab Sumedang /sumedangkab.go.id


GALAJABAR - Kabupaten Sumedang memperingai hari jadinya setiap tanggal 22 April. Ada tiga sumber yang menjadi acuan penetapan hari jadi Kabupaten Sumedang tersebut.

Seperti dirilis laman resmi Pemkab Sumedang, acuan pertama adalah Kitab Warugajagat yang ditulis Mas Ngabehi Parana (1117 H): Pajajaran merad kang merad ing Salasa ping 14 Wulan Syafar Tahun Jum Akhir.

Kedua, rucatan Sejarah Dr. R. Asikin Widjajakusumah yang menyatakan Pengeran Geusan Ulun jumeneng nalendra (te kababawa ku sasaha) di Sumedanglarang sabada burak Pajajaran. Artinya Geusan Ulun menjadi raja berdaulat di Sumedanglarang.

Ketiga, disertasi Prof Drs. Husein Djajadiningrat, serangan Islam ke ibukota Pajajaran terjadi pada tahun 1578.

Berdasarkan ketiga sumber itu, keputusan DPRD nomor 1/KPTS/DPRD/SMD/1973 tanggal 8 Oktober 1973 menetapkan 22 April sebagai hari Jadi Sumedang.

Baca Juga: Ramadan 1442 H Segera Tiba, Jusuf Kalla Minta Salat Tarawih Dilaksanakan 2 Shift

Dalam Kitab Waruga Jagat 1117 H disebutkan Sang Aji Putih atau dikenal Tajimalela, putra Prabu Guru Haji Aji Putih mendirikan kerajaan Mandala Hibar Buana yang berkedudukan di Tembong Agung, cikal bakal Sumedanglarang dengan ibu kota kerajaannya pertama di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Darmaraja.

Kerajaan diteruskan oleh Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung kemudian ke Sunan Guling. Ibukota kerajaan pindah ke Ciguling. Trah kerajaan diteruskan oleh putrinya Ratu Pucuk Umum yang memindahkan ibu kota kerajaan ke Kutamaya atau Padasuka sekarang.

Hingga akhirnya Prabu Geusan Ulun, putra Ratu Pucuk Umum menjadi raja Sumedanglarang dan saat itulah terjadi burak Pajajaran, 22 April 1578. Keturunan Prabu Geusan Ulun menjadi pemimpin Sumedang sampai kemerdekaan Indonesia.***

 

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah