Lagu Pengantar Tidur Ibu (Chapter 10)

- 7 Mei 2021, 09:25 WIB
GUNUNG Fuji.*
GUNUNG Fuji.* /PIXABAY
GALAJABAR - Pada chapter sebelumnya dikisahkan, Ieyasu menyanggupi permintaan Tsukiyama. Ia akan selalu menyayangi dan berusaha untuk melindungi kedua anaknya.

Meski tidak sekuat cintanya pada Nyonya Saigo, Tsukiyama tetaplah orang yang sangat berperan penting bagi Ieyasu.  Ia adalah wanita yang menemani Ieyasu dari nol, saat jatuh dan bangunnya, juga hingga saat itu. Karena itu, saat firasat buruk menghantuinya, Ieyasu mulai ketakutan. Apalagi, jika itu menyangkut Tsukiyama.

Ikuti cerita bersambung karya Sadrina Suhendra selanjutnya.
 
Dengan datangnya Nyonya Saigo ke Istana Tokugawa, Tsukiyama berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan berbagai pekerjaan yang bisa ia temukan. Politik, administrasi, bahkan beberapa urusan militer milik suaminya pun ia kerjakan. Apapun asalkan itu bisa mengalihkan perhatiannya dari selir kesayangan dan putra ketiga suaminya itu.
 

Aroma teh hijau panas yang dicampur dengan sedikit serbuk obat nutrisi kulit racikan Ieyasu sedikit menusuk indera penciuman Tsukiyama. Ia menghela napasnya setelah menyelesaikan lembar terakhir dari urusan administrasi domain kekuasaan suaminya.
Tsukiyama menatap gelas tehnya untuk beberapa saat sebelum ia mengambilnya. Ia meniup pelan teh tersebut sebelum ia menyeruputnya perlahan. Bahunya yang kaku mulai terasa lepas.

“Junpei, apa ada lembar lain yang harus aku selesaikan?” tanya Tsukiyama pada Junpei, salah satu pengikut suaminya yang juga pelayan dan ajudan setianya.
“Semuanya tugas Anda untuk hari ini hingga tiga hari kedepan sudah Anda selesaikan, Nyonya. Matahari bahkan belum terbenam, tapi semua pekerjaan Anda sudah terselesaikan,” lapor Junpei.
“Eh, aku sampai tidak sadar,” gumam Tsukiyama. “Bagaimana dengan Kame dan Nobuyasu?”

“Putri Kame sedang sibuk menyelesaikan beberapa tugas meja milik suaminya, Tuan Nobumasa. Untuk Tuan Nobuyasu, saya belum mendengar kabar lain sejak kemarin siang. Ada kemungkinan beliau sedang bersama Putri Toku dan putri-putrinya,” lapor Junpei lagi.
 

Tsukiyama terdiam sejenak saat mendengar laporan tentang putranya. Ia menatap pantulannya dalam teh hijau yang cukup jernih sebelum akhirnya ia menghela napas. “Ieyasu pasti sedang sangat sibuk. Aku tidak bisa menganggunya,” gumam Tsukiyama dalam hati.

“Hey, Junpei,” panggil Tsukiyama pelan.
“Ya, Nyonya?”
“Menurutmu, jika aku harus menikahkan putraku lagi, dengan siapa aku harus menikahkannya?”

Pertanyaan Tsukiyama itu membuat si ajudan bingung. Namun, ia yang sudah bekerja cukup lama dengan tuannya itu pun hanya tersenyum. “Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, Nyonya. Itu pertanyaan yang sangat universal,” Junpei menolak untuk menjawab. “Tapi jika saya boleh memberi masukan, jika itu hanya untuk politik semata, wanita yang berasal dari Klan kecil namun bisa menguntungkan Tuan Ieyasu dan Klan Tokugawa saja mungkin sudah cukup,” sarannya.
 

“Kau benar,” lirih Tsukiyama. “Aku tahu kau akan menjawab seperti itu.”
Namun saat melamun, Tsukiyama menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia menemukan sepucuk surat dalam kotak dokumen yang kemarin ia kerjakan. Kotak tersebut berisi dokumen-dokumen politik tentang Provinsi Kai, domain milik Klan Takeda, musuh suaminya. Kemarin, saat ingin membicarakan masalah politik Klan Takeda, Ieyasu tidak membiarkan Tsukiyama untuk bercerita. Ia pun memperbaiki posisi duduknya dan mengambil kertas tersebut.

Setelah membuka lipatan kertas itu, ia membacanya dengan seksama. Ia mengkerutkan keningnya. “Hm, surat yang menarik,” gumam Tsukiyama. “Putri Tei, putri sulung Takeda Katsuyori.”
Tsukiyama kembali melipat kertas tersebut. “Junpei, aku ingin kau menyampaikan sebuah pesan pada suamiku!”

“Dan pesan itu berbunyi,” Junpei menunggu Tsukiyama melanjutkan isi dari pesan yang harus ia sampaikan pada Ieyasu.
“Aku ingin dia mengosongkan jadwalnya malam ini sebentar saja. Ada sesuatu yang sangat penting yang harus aku diskusikan dengannya,” tutur Tsukiyama. “Dan jika dia menolak, katakan bahwa aku telah menginjak batasanku!”***
 


 
 
 
 

Editor: Digdo Moedji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x