Berkaca pada Kasus Vanessa-Bibi, Begini Tips Menjaga Keselamatan Saat Berkendara di Jalan Tol

- 9 November 2021, 13:30 WIB
Pembalap mobil Fitra Eri sedang memberikan penjelasan terkait pelajaran yang dapat diambil dari insiden kecelakaan Vanessa Angel.
Pembalap mobil Fitra Eri sedang memberikan penjelasan terkait pelajaran yang dapat diambil dari insiden kecelakaan Vanessa Angel. //Tangkapan layar YouTube.com/Fitra Eri
 
GALAJABAR - Kecelakaan yang menewaskan selebritas Tanah Air, Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah di Tol Nganjuk, Jawa Timur, belum lama ini, mengejutkan publik Indonesia. 
 
Melihat kasus kecelakaan tersebut dan untuk memperingatkan para pengendara mobil mengenai pentingnya keselamatan berkendara, pebalap mobil nasional, Fitra Eri pun menginformasikan beberapa penyebabnya.
 
Dalam kanal YouTubenya, Fitra Eri menjelaskan penyebab kecelakaan di jalan tol untuk meningkatkan kesadaran mengenai keselamatan berkendara:
 
 
1. Cuaca buruk
Cuaca buruk seperti hujan atau angin dapat memengaruhi stabilitas mobil, daya cengkeram mobil, dan jarak pandang ke depan.
 
"Jadi apa yang harus dilakukan ketika cuaca buruk? Menurunkan kecepatan, kecepatan yang diizinkan di tol itu 60 sampai 100 km per jam," katanya dilansir Galajabar dari saluran YouTube Fitra Eri pada Jumat, 5 November 2021. 
 
"Sebisa mungkin kita turunkan dalam batas yang aman, masih sesuai dengan peraturan," sambungnya. 
 
Karena adanya jarak pandang yang terbatas, maka hindari mobil saat menempel dengan mobil depan, dan pastikan menjaga jarak aman.
 
 
2. Kondisi jalan
 
Seperti diketahui, kondisi jalan tol di Indonesia tidak mulus layaknya di iklan, tetapi banyak tambalan bahkan ada jembatan yang bisa mengakibatkan mobil itu melompat.
 
"Itu juga sangat berbahaya, kalau kita dengan kecepatan yang tinggi melewati atau lubang," ucapnya.
 
Karena itu, sangat penting untuk mengantisipasi adanya jalan seperti ini, jangan melewati batas kecepatan, dan melihat jauh ke depan.
 
Jika pandangan terhalang dan hanya melihat bumper mobil, maka bergeser sedikit atau mengambil jalur berbeda agar bisa melihat kondisi jalan jauh.
 
 
3. Manuver mendadak
 
"Suka terjadi kalau kita dipotong mobil lain atau misalnya ada kondisi jalan yang rusak itu kita kaget," ucapnya.
 
Dia menjelaskan bahwa manuver mendadak dapat mengakibatkan mobil melintir dan terbalik.
 
Meskipun mobil sudah memakai stability control tapi itu hanya meminimalkan, tidak menghilangkan kemungkinan untuk celaka 100 persen.
 
"Apalagi di mobil-mobil yang tinggi, kenapa? Mobil yang tinggi itu memiliki center of gravity yang tinggi," tuturnya.
 
 
Dikatakan Fitra Eri, mobil dengan center of gravity yang tinggi dan dengan titik tumpu di ban paling bawah .akan menyebabkan secara natural mobil menjadi lebih limbung.
 
Selain itu, mobil juga sulit dikendalikan ketika terjadi manuver mendadak, karenanya sebisa mungkin hindari tindakan ini.
 
Manuver mendadak yaitu seperti belok kanan atau kiri secara mendadak, dan mengambil gas atau rem mendadak.
 
Bawalah mobil sehalus mungkin, dikatakan pembalap legendaris Asun Bahar bahwa driver yang baik bisa menyetir misalnya 80 kpj seperti 60 kpj.
 
 
Pasalnya, mobil yang dikendarainya berjalan dengan halus dan menghindari manuver-manuver mendadak.
 
5 Ban botak
 
"Kemudian ban botak, ban botak itu sangat-sangat berbahaya terutama di saat hujan," katanya.
 
"Karena ban botak tidak memiliki alur untuk membuang air dan ketika hujan itu bisa menyebabkan aquaplaning," lanjutnya.
 
Akhirnya membuat mobil menjadi mengambang di atas air dan tidak bisa dikendalikan sama sekali.
 
"Kapan ban harus diganti? Bukan menunggu botak, jadi di ban itu ada namanya travel indicator itu seperti dudukan atau benjolan yang berada di tengah alur pembuangan air," jelasnya.
 
 
Dia menyatakan jika dudukan sudah sejajar maka waktunya ban untuk diganti, sehingga tidak menunggu sampai habis 100 persen.
 
Pasalnya, jika hingga 100 persen, dalam keadaan kering pun rentan untuk terjadi kecelakan.
 
Lantaran kualitas dan karakter karet pada ban sudah berbeda dengan yang baru.
 
6. Genangan air
 
Hal ini lebih berbahaya jika mobil dalam keadaan ban botak.
 
Namun, genangan air ternyata juga bisa membuat aquaplaning di mobil yang bannya masih bagus.
 
Dapat terjadi apabila genangan air terlalu dalam dan mobil terlalu cepat, dan biasanya terjadi di pinggir kanan atau kiri.
 
"Sebenarnya jalur yang paling aman ketika hujan lebat dan banyak genangan itu di tengah, tetapi kadang kita tidak bisa menghindari genangan air," tuturnya.
 
Namun, ada tips jika sudah menginjak genangan air, yaitu usahakan agar setir tetap lurus.
 
 
Jika ternyata terjadi aquaplaning maka arahkan mobil ke arah yang benar, karena mengerem belum tentu menyelesaikan masalah.
 
"Jaga setir tetap lurus dan kurangi kecepatan secara gradual, insya Allah bisa meminimalkan risiko," ucapnya.
 
Beberapa penyebab lainnya adalah overspeed atau kecepatan yang berlebihan, tidak menjaga jarak aman, hilangnya konsentrasi, lelah atau mengantuk.
 
Penyebab lainnya adalah ban pecah, ketika ini terjadi diimbau untuk tidak melakukan apa-apa.
 
 
"Jangan melakukan apa-apa ketika ban itu kempes atau meledak, kedua jangan menginjak rem sama sekali," ucapnya.
 
Pasalnya jika ban pecah dan menginjak rem maka mobil bisa melintir seketika, karena saat mengerem akan disalurkan ke empat roda.
 
"Bayangkan ada satu roda yang tidak punya traksi karena bannya meledak dan satu roda yang daya cengkeramnya masih bagus akan terjadi ketimpangan daya cengkeram," katanya.
 
Sehingga mobil menjadi limbung, tidak stabil, dan akhirnya melintir, jangan mengerem sama sekali ketika mendengar ban pecah.
 
 
Hal yang dilakukan adalah pegang setir agar tetap lurus dan kurangi gas secara perlahan sampai gas dilepas semuanya sampai mobil terkendali.
 
"Dan pelan-pelan minggirlah ke kiri pakai sen, setelah kecepatan di bawah 30 kpj baru boleh menginjak rem pelan-pelan tapi hati-hati ada kemungkinan setir itu akan membanting ke satu arah," tandasnya.***

Editor: Noval Anwari Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x