Kultum Jelang Berbuka Puasa: Ciri Manusia Merugi di Bulan Ramadhan

- 17 April 2022, 17:45 WIB
Kultum atau ceramah singkat Ramadhan 2022 tentang orang yang merugi di Bulan Suci Ramadhan..
Kultum atau ceramah singkat Ramadhan 2022 tentang orang yang merugi di Bulan Suci Ramadhan.. /pixabay.com/chiplanay
 
GALAJABAR - Berikut materi kultum singkat Ramadhan 1443 H atau 2022.
 
Materi yang diangkat pada kultum kali ini adalah manusia yang merugi di Bulan Suci Ramadhan.
 
Berikut pembahasan kultum singkat Ramadhan 1443 H atau 2022 dengan tema 'Manusia yang Merugi di Bulan Ramadhan' yang disampaikan oleh Ustaz Aris Munandar Hafidzahullahu Ta’ala, dilansir dari ngaji.id.
 
Tentu satu hal yang tidaklah kita ragukan bahwasanya berjumpa dengan Ramadhan adalah satu nikmat yang besar. Akan tetapi orang yang mendapatkan nikmat yang besar ini, belum tentu dia menjadi manusia yang beruntung.
 
 
Boleh jadi ada orang berjumpa dengan Ramadhan dan dia menjadi manusia yang celaka. Dan sungguh betapa celakanya orang yang semacam ini. Allah SWT berikan kepadanya nikmat yang besar, namun dia malah menjadi manusia yang celaka dalam nikmat besar dalam nikmat besar yang Allah berikan kepadanya.
 
Siapakah orang yang menjadi manusia yang celaka, manusia yang merugi, pada saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan nikmat besar kepadanya?
 
Hal ini telah Nabi Muhammad SAW jelaskan dalam satu hadits yang shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
 
“Sungguh celaka seorang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, kemudian Ramadhan itu berakhir dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Tirmidzi).
 
 
Demikian yang Nabi sampaikan.
 
Manusia yang celaka di bulan Ramadhan, manusia yang celaka dalam keadaan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nikmat yang besar untuk dirinya, berjumpa dengan Bulan Suci Ramadhan namun ketika Ramadhan berakhir ternyata Allah Subhanahu Wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya.
 
Padahal selama bulan Ramadhan terdapat banyak amal yang jika dikerjakan akan menyebabkan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Semisal amal berupa puasa. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
 
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
 
“Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”
 
 
Demikian juga Qiyam Ramadhan, Nabi katakan:
 
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
 
“Siapa yang shalat tarawih di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”
 
Demikian juga shalat dimalam hari saat Lailatul Qadar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
 
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيماناً واحْتِسَاباً، غُفِر لَهُ مَا تقدَّم مِنْ ذنْبِهِ
 
“Siapa yang mengerjakan shalat di malam hari dan malam tersebut bertepatan dengan Lailatul Qadar, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala ampuni dosa-dosa yang lewat.”
 
 
Terdapat banyak amal yang disyariatkan di bulan Ramadhan yang menjadi sebab terampuninya dosa. Namun ternyata ada orang yang Ramadhan berakhir dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala belum mengampuni dosa-dosanya. Maka sungguh dia adalah orang yang teledor, sungguh dia adalah orang yang ceroboh.
 
Waktu yang Allah berikan demikian panjang. Satu bulan lamanya, boleh jadi 29 hari, menjadi 30 hari. Ternyata dari sekian waktu lamanya ini dengan terdapat berbagai macam amal didalamnya yang itu adalah amal-amal yang menghapus dosa, ternyata tidak mendapatkan bagian dari orang-orang yang mendapatkan ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
 
Maka berarti, sungguh puasanya adalah puasa yang sangat tidak berkualitas, slat malamnya adalah salat malam yang betu-betul tidak ada nilainya dan tidak ada harganya, salat tarawihnya adalah shalat tarawih yang tidak ada faidahnya, dia hanya mendapat capek saja dari shalat tarawih yang dia lakukan tersebut. Yang dia dapatkan dari puasa yang dia kerjakan hanya lapar dan dahaga semata.
 
 
Inilah manusia yang celaka pada saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan nikmat kepadanya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala melindungi kita semuanya dari keadaan tragis semacam ini.****

Editor: Noval Anwari Faiz

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x