Khutbah Jumat Bulan Syawal Singkat dan Jelas: Mengenal Karakter Orang Bertakwa

- 5 Mei 2022, 13:22 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat singkat
Ilustrasi Khutbah Jumat singkat /Pixabay.com/kirill_sobolev

GALAJABAR - Selain puasa wajib, di bulan Ramadhan itu juga seluruh umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah.

Sebab Ramadhan adalah momen yang paling tepat untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Sehingga setelah memasuki bulan Syawal dan bulan-bulan seterusnya, akan terbiasa dengan ketakwaan yang kita lakukan selama Ramadhan.

Termaktub dalam khutbah Jumat singkat berikut, inilah pembahasan tentang 5 karakter orang bertakwa:

Baca Juga: Disdik Jabar Perpanjang Libur Sekolah, Wagub: Urai Kemacetan, Masuk Kamis 12 Mei 2022

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Baca Juga: Prabowo dan Khofifah Bertemu, Pakar: Silaturahim untuk Pemilihan Umum 2024

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selama Ramadhan, sebulan penuh kita berpuasa. Target utama dari puasa Ramadhan itu sendiri adalah membentuk kita menjadi pribadi yang lebih bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183).

Takwa itu seperti apa? Para ulama biasa mendefinisikannya dengan singkat. Takwa adalah mengerjakan semua perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya.

Baca Juga: Ancelotti Sebut Perjalanan Real Madrid ke Final Liga Champions Terasa Ganjil

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjelaskan bagaimana karakter orang bertakwa dalam banyak ayat Al-Quran. Di antaranya dalam surat Ali-Imran ayat 133 sampai 135 yang insya Allah akan kita kaji secara singkat dalam khutbah Jumat Syawal ini.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui," (QS. Ali-Imran: 133-135).

Baca Juga: Khutbah Jumat Bulan Syawal Singkat dan Jelas: Menjaga Silaturahmi

Secara singkatnya, ada 5 karakter yang ada dalam diri seseorang jika mereka benar-benar bertakwa kepada Allah:

1. Gemar berinfaq (bersedekah)

Karakter orang bertakwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit," (QS. Ali-Imran: 134)

Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan.

Baca Juga: Bingung Uang THR untuk Apa? Berikut Rekomendasi HP Rp1 jutaan dari Oppo hingga Vivo, Pas di Momen Lebaran

Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita karena itulah karakter orang bertakwa. Tetap berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal tua.

Kendati demikian, tentu besaran yang dikeluarkan untuk berinfaq harus disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing karena yang terpenting adalah keikhlasan kita dalam mengeluarkan harta tersebut.

Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan perang tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.

Baca Juga: Ini 5 Daftar Bansos yang Cair Bulan Mei 2022, Cek Syarat dan Kententuannya di Sini!

Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi sabilillah yakni perang tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku,”

Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku,” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya,”

Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.” Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x