Khutbah Jumat Bulan Syawal Singkat dan Jelas: Mengenal Karakter Orang Bertakwa

- 5 Mei 2022, 13:22 WIB
Ilustrasi Khutbah Jumat singkat
Ilustrasi Khutbah Jumat singkat /Pixabay.com/kirill_sobolev

Baca Juga: Berikut 5 Tradisi Unik Idul Fitri di Luar Negeri dari Malaysia, Singapura hingga India

Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu,” Namun Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang hanya sebesar itu.

Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

"Tidaklah sedekah mengurangi harta," (HR. Muslim)

Maka mari kita miliki karakter orang bertakwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah SWT.

Baca Juga: Madrid Lolos ke Final Liga Champions, Gol Benzema Menyamai Rekor Ronaldo

2. Menahan amarah

Karakter orang bertakwa yang kedua adalah menahan amarah, ia mampu mengelola emosinya pada saat yang tepat.

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya," (QS. Ali-Imran: 134)

Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ

"Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa," (Muttafaq ’alaih).

Baca Juga: Daftar Harga Tiket untuk Film KKN Desa Penari dan Doctor Strange di Bandung, Paling Murah Rp 25 ribu

Marah seringkali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.

Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan atau emosi tingkat tinggi. Mulai dari darah tinggi, kolesterol, hingga diabetes. Sebab marah akan memicu munculnya hormon kortisol.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan amarah, itulah orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

"Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam gulat, tetapi orang kuat (yang sebenarnya) adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah," (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga: Niat Puasa Syawal bisa Dibaca di Siang dan Malam Hari, Lengkap dengan Artinya

3. Mudah untuk memaafkan sesama

Karakter orang bertakwa yang ketiga adalah mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain padanya.

"Dan memaafkan manusia," (QS. Ali-Imran: 134)

Tak hanya mampu menahan amarah, orang bertakwa juga pandai memaafkan kesalahan orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا

"Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya," (HR. Muslim)

Memaafkan juga membuat hati kita menjadi lapang, penuh kedamaian dan selalu bahagia. Sebaliknya, tidak mudah memaafkan alias memendam kebencian maka akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai macam penyakit.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga saat Libur Lebaran

4. Suka berbuat baik

Karakter keempat dari orang bertakwa adalah suka berbuat baik, ia menjadi muhsinin.

وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik," (QS. Ali-Imran: 134)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas kejelekan dengan kebaikan. Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya.

Ini adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan, juga contoh muhsinin.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Sambutan untuk Acara Halalbihalal Idulfitri: Singkat dan Padat

Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertakwa.

5. Segera bertaubat

Karakter kelima dari orang bertakwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa dan kemaksiatan.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui," (QS. Ali-Imran: 135)

Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat, ingat Allah, memohon ampun kepada-Nya dan tidak mengulanginya lagi.

Baca Juga: Begini 4 Tips Ampuh Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran, Simpel dan Mudah Lho!

Demikianlah beberapa karakter dari orang yang bertakwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari khutbah Jumat Syawal ini.

وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Lima karakter orang bertaqwa ini harus kita miliki; suka berinfaq, menahan marah, memaafkan manusia, suka berbuat baik dan bersegera bertaubat.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah