Berikut Sejumlah Keutamaan Rabiul Awal yang Identik dengan Maulid Nabi Muhammad

- 21 Oktober 2020, 11:27 WIB
Santri Ponpes Al Fath Sukabumi tengah membaca Alquran/MEDIA PAKUAN
Santri Ponpes Al Fath Sukabumi tengah membaca Alquran/MEDIA PAKUAN /

GALAJABAR - Rabiul Awal atau biasa disebut bulan Maulid merupakan bulan ketiga dalam sistem penanggalan Hijriah.

Dalam tradisi masyarakat Muslim di Indonesia, Rabiul Awal identik dengan perayaan Maulid Nabi, atau momen peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Seperti dikutip gajabar dari galamedia, Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah, peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat, bukan termasuk bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya.

Menurutnya, inilah momen efektif untuk mendakwahkan teladan akhlak Rasulullah, serta sejarah kehidupan, perjuangan, bisnis, politik, strategi kepemimpinan, dan cara ibadah Nabi Muhammad.

Baca Juga: Pulang dari Negeri Donald Trump, Menhan Prabowo Subianto Bicarakan Pertahanan dengan Austria

Pada bulan ini bagus diisi dengan pembacaan ayat-ayat Al Quran, dzikir, tahlil, kalimat thayyibah, dan juga sejarah dan perjuangan Rasulullah.

Imam al-Suyuthi dari kalangan ulama Syafiiyyah juga mengatakan, Maulid Nabi merupakan kegiatan positif yang mendatangkan pahala.

Ia menganjurkan pada bulan Rabiul Awal umat Islam meluapkan kegembiraan dan rasa syukur dengan cara memperingati kelahiran Rasulullah, berkumpul, membagikan makanan, dan beberapa ibadah lain.

Baca Juga: Hasil dan Jadwal Pertandingan Lengkap Liga Champions Eropa Tengah Pekan Ini

Bulan Rabiul Awal tergolong mulia karena di dalamnya terdapat sejarah kelahiran manusia paling mulia di muka bumi. Kenapa Rasulullah tak dilahirkan di bulan Muharram, Rajab, Ramadhan, atau bulan-bulan yang dimuliakan syariat?

Sayyid Muhammad ibn Alawi Al Maliki dalam kitabnya adz-Dzakhâir al-Muhammadiyyah menjelaskan, Nabi Muhammad tidak mulia karena sebab masa atau waktu.

Namun justru masa atau waktu itulah yang menjadi mulia sebab Nabi Muhammad lahir. Artinya, Nabi-lah yang mengangkat derajat bulan tersebut, bukan sebaliknya.

Baca Juga: Intip Calon Terkuat Bos Bank Mandiri dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Siang Ini

Falakiyah

Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan awal bulan Rabiul Awal 1442 H jatuh pada Ahad 18 Oktober 2020 .

"Awal Rabiul Awal 1442 H bertepatan dengan hari Ahad Pahing (mulai malam Ahad), 18 Oktober 2020," kata Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil pengamatan sebagian perukyah yang menangkap adanya hilal. "Sebab hilal terlihat pada Sabtu petang 29 Shafar 1442 H," lanjut dosen ilmu falak di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Baca Juga: 5 Fakta Tercanggih Tentang Lagu Tarik SIs Semongko Bunga Anggun Pramudita

Setidaknya, ada tiga lokasi yang berhasil melihat hilal awal Rabiul Awal 1441 H, yakni Bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur; Masjid Jami Denanyar, Jombang, Jawa Timur, dan Balai Rukyat Ibnu Syatir Joresan, Ponorogo, Jawa Timur.

Dengan adanya ikhbar tersebut, Maulid Nabi Muhammad SAW atau 12 Rabiul Awal 1442 diperingati pada Rabu 28 Oktobe 2020 malam. Sebagai informasi, tinggi hilal pada akhir Shafar 1442 sudah mencapai 8 derajat 3 menit 36 detik di Markaz Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta.

Sementara ijtimaknya terjadi pada Sabtu 17 Oktober dini hari, pukul 02.31.51 WIB. Data tersebut sudah memenuhi kriteria imkanurrukyah, kemungkinan hilal bisa terlihat mengingat ketinggiannya sudah lebih dari 2 derajat.

Baca Juga: Demi Regenerasi, Prabowo Tunjuk Ahmad Riza Patria Menjadi Ketua DPD Partai Gerindra DKI

Dan rentang waktu ijtima dengan terbenamnya matahari pada pukul 17.49 WIB sudah lebih dari 15 jam. Adapun kedudukan hilal berada pada 1 derajat 20 menit 59 detik sebelah utara matahari dengan durasi terlihat selama 31 menit 1 detik. ***

 

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x