Deng Jia Xi Sosok Perempuan Pemberani, Meninggal dalam Kericuhan di Myanmar

- 4 Maret 2021, 20:30 WIB
Deng Jia Xi.
Deng Jia Xi. /Twitter / @margianta/

GALAJABAR - Di tengah memanasnya konflik yang terjadi di Myanmar, terdengar nama Deng Jia Xi yang menggegerkan warganet.

Dilansir  dari The Age pada Kamis, 4 Maret 2021, Deng Jia Xi merupakan seorang gadis berusia 19 tahun yang tergabung ke dalam para pengunjuk rasa di Myanmar.

Deng Jia Xi atau dengan nama lain Kyal Sin, serta sering juga disapa Angel, merupakan seorang mahasiswa yang ikut serta mengecam kudeta Myanmar , dan meminta para pemimpinnya untuk dibebaskan.

Baca Juga: BMKG Peringatkan, Jumat 4 Februari 2021 Wilayah Bandung dan Sekitarnya Berpotensi Terjadi Badai

Dengan mengenakan kaos hitam bertuliskan "Everything will be ok" Deng Jia Xi menghadiri unjuk rasa bersama para demonstran yang lainnya pada Rabu, 3 Maret 2021.

Seolah berbanding terbalik dengan tulisan baju yang dikenakannya, Deng Jia Xi terbunuh dalam kericuhan yang terjadi pada unjuk rasa tersebut.

Tembakan peluru yang berasal dari kepolisian Myanmar, mengenai kepala Deng Jia Xi pada saat itu.

Baca Juga: Kuasa Hukum Marzuki Alie, Siang Adukan AHY ke Bareskrim, Sore Membatalkan Laporan

Menurut penuturan temannya Myat Thu, Deng Jia Xi merupakan seorang gadis pemberani. Dia sempat menolong para demonstran yang terkena gas air mata, dengan cara menendang pipa air, sehingga para demonstran bisa mencuci mata mereka dengan air tersebut.

"Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya, Duduk! Duduk! Peluru akan menghantammu. Dia terlihat seperti berada di atas panggung," ungkap Myat Thu mengenang Deng Jia Xi.

Myat Thu mengatakan, bahwa dia dan Deng Jia Xi merupakan demonstran yang datang dan berkumpul dengan damai di antara ratusan demonstran lain yang hadir.

Baca Juga: Edi Mardijanto, Mantan Pegawai PT Dirgantara Indonesia Sukses Menjadi Pembuat Miniatur Kereta Api

Sesaat sebelum polisi melakukan penyerangan terhadap demonstran, Deng Jia Xi sempat berteriak "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan".

Awalnya polisi menyerang para demonstran hanya menggunakan gas air mata, tapi lama kelamaan mereka mulai berperilaku agresif dan mulai menembaki para demonstran dengan pistol berisi timah panas.

Pada saat itu para demonstran sempat berlarian dan berpencar untuk menghindari tembakan tersebut. Sampai akhirnya terdengar suara tembakan dan suara teriakan "Seorang gadis telah meninggal".

Baca Juga: TOTAL: 47 Warga Desa Sariwangi Kabupaten Bandung Barat Terkonfirmasi Covid-19, Bupati Siapkan Hotel

Myat Thu benar-benar tidak mengira bahwa gadis yang diteriakan itu adalah Deng Jia Xi.

"Saya tidak tahu bahwa itu dia," ucap Myat Thu.

Selain itu, yang menarik dari kisah Deng Jia Xi adalah kertas yang dibawa pada saat unjuk rasa tersebut.

Seolah sudah mempunyai firasat sebelum kematiannya, Deng Jia Xi membawa kertas bertuliskan sebagai berikut:

Baca Juga: 39 Warga Kampung Pangkalan Terpapar Covid-19, PMI Kabupaten Bandung Barat Semprotkan Cairan Disinfektan

"Jika saya terluka dan tidak dapat kembali ke kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan sisa tubuh yang berguna kepada seseorang yang membutuhkannya," tulisnya.

Sebagai informasi tambahan, terdapat sejumlah 38 orang yang tewas dalam kekisruhan pada unjuk rasa di Myanmar tersebut.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x