Tiktok Menjadi Alat Propaganda Militer Myanmar, Senjata untuk Menebar Teror bagi Pengunjuk Rasa

- 4 Maret 2021, 21:30 WIB
Aplikasi Tiktok gunakan militer Myanmar sebagai alat propaganda menyebar ancaman. /Pixabay/Lorend_g
Aplikasi Tiktok gunakan militer Myanmar sebagai alat propaganda menyebar ancaman. /Pixabay/Lorend_g /Pixabay/Lorend_g/

GALAJABAR – Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencatat sekitar 38 orang meninggal dunia karena dibunuh militer Myanmar hingga Rabu, 3 Maret 2021.

Di tengah gelombang massa yang terus melakukan aksi unjuk rasa setiap hari, militer Myanmar atau Tatmadaw menggunakan Tiktok sebagai alat propaganda.

Tiktok digunakan untuk menyebar ancaman terhadap seluruh pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer, dilansir dari Reuters, Kamis, 4 Maret 2021.

Baca Juga: KLB Demokrat Kian Dekat, Wasekjen Demokrat Andi Arief Tiba-tiba Berubah Pikiran, Ada Apa Ya?

Kelompok hak digital Myanmar ICT for Development (MIDO) mengatakan bahwa pihaknya menemukan sekitar 800 video militer Myanmar yang mengeluarkan ancaman via Tiktok.

Video tersebut terus beredar ketika militer Myanmar sudah membunuh sekira 38 orang pengunjuk rasa.

Direktur Eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung menyebutkan bahwa 800 video Tiktok tersebut merupakan puncak gunung es dari kekejaman militer dan polisi Myanmar.

Baca Juga: Penonton Luar Negeri Tak Bisa Saksikan Olimpiade Tokyo

Juru Bicara Dewan Administrasi Negara Brigadir Jenderal Zaw Min Tun lagi-lagi tidak memberi tanggapan soal ancaman di Tiktok dan meninggalnya remaja putri Kyal Sin oleh militer.

Salah satu video Tiktok yang diketahui menunjukan seorang pria berseragam militer sedang mengarahkan senapan serbu ke arah kamera.

Pria itu pun sembari menyampaikan pesan untuk pengunjuk rasa dengan berkata:

“Saya akan menembak di wajah Anda, dan saya menggunakan peluru sungguhan,” ujar pria yang diduga personel militer Myanmar asuhan Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: Uji Coba Timnas U-22 Tetap Digelar Dua Kali

Selain itu, pria tersebut mengatakan bahwa dirinya akan melakukan patrol di seluruh kota dan menembak siapapun yang dia lihat.

“Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda,” ucap pria tersebut kepada pengunjuk rasa.

Tiktok sendiri merupakan aplikasi yang berasal dari China yang digunakan militer Myanmar sebagai propaganda menyebarkan ancaman.

Sementara Facebook, raksasa teknologi Amerika, sudah lebih dahulu memblokir semua halaman yang berkaitan dengan militer Myanmar.

Baca Juga: Leg Kedua Babak 16 Besar Liga Champions, Liverpool vs RB Leipzig Kembali Digelar di Budapest

Pihak Tiktok langsung memberikan konfirmasi bahwa pihaknya terus menghapus semua konten yang memicu kekerasan secara agresif.

“Secara agresif kami memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami,” ujar Tiktok dalam keterangannya soal kondisi Myanmar.***

 

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x