Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Cihampelas Tak Lagi Bisa Digarap, Petani Alih Profesi Jadi Pencari Ikan

11 Oktober 2021, 19:20 WIB
Areal pertanian padi di Kabupaten Bandung Barat mengalami kekeringan selama musim kemarau /Dicky Mawardi/Galajabar/

GALAJABAR - Ratusan hektare lahan pertanian padi di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) selama musim kemarau tahun ini, sama sekali tak bisa digarap.

Irigasi Leuwikuya yang menjadi satu-satunya sumber air untuk pengairan sawah juga mengalami kekeringan.

Kepala Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas Andriawan Burhanudin mengungkapkan, sekitar 150-200 hektare lahan pertanian sudah berbulan-bulan mengalami kekeringan.

Baca Juga: PAD Turun Drastis, Pemkot Cimahi Genjot Pajak Restoran

"Airnya enggak ada, ya secara otomatis lahan pertanian tak dapat lagi digarap. Untuk sementara petani membiarkan begitu saja, sampai musim hujan tiba," kata Andriawan, Senin 11 Oktober 2021.

Diakuinya, sejak debit air Irigasi Leuwikuya terus menurun, lahan pertanian di Mekarmukti hanya mengandalkan air hujan.

"Lahan pertanian di sini menjadi tadah hujan. Dimana ketika musim hujan, barulah lahannya bisa ditanami," ucapnya.

Baca Juga: Menghadapi Musim Hujan, Bupati Bandung Dadang Supriatna Pantau Beberapa Titik Anak Sungai Citarum

Terpisah, Kepala Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cihampelas, Tintin Marlina juga membenarkan bahwa pertanian di wilayah Cihampelas sebagian menjadi lahan tadah hujan .

"Selama musim kemarau seperti sekarang ini, praktis lahan pertanian di Tanjungjaya sama sekali tak bisa digarap," kata Tintin.

Ia mengungkapkan, ada sekitar 200 hektare lahan pertanian di Tanjungjaya yang terimbas musim kemarau.Terutama di RW 8, 3, 9, Kampung Jalitri, Mareleng, Sawahlega, dan Sukatengah.

Baca Juga: Persiapan Pernikahan Ricis-Ryan Hampir Rampung dan Ditayangkan di TV, OSD: Semua Bisa Ikut Kondangan Online

Sebelumnya, dalam setahun petani bisa dua kali panen. Namun karena kondisi kekeringan yang dari tahun ke tahun semakin parah, tidak hanya menanam padi tapi palawija .

"Selama tidak bertani, warga beralih profesi menjadi pencari ikan di Waduk Saguling," ucapnya.***

Editor: Dicky Mawardi

Tags

Terkini

Terpopuler